Kalau soal uang, tantangan terbesarnya adalah menahan dorongan untuk tak membiarkannya mengalir begitu saja. Lewat contoh kasus, Prita Ghozie berbagi tip-tip keuangan yang praktis.
Permata Bank Preferred baru-baru ini merilis micro series mereka yang berjumlah 10 episode. Ceritanya tentang Bayu yang baru saja mendapatkan Rp100 juta pertamanya, tapi ia tak punya rencana matang untuk mengelola dana tersebut hingga bencana menghantuinya. Prita Ghozie, Perencana Keuangan dari ZAP Finance, dalam talk show menyebutkan satu prinsip utama yang harus Anda pegang. Katanya, “It’s not how much you make but how much you spend.”
Prinsip tersebut harus segera Anda ingat dan sadari setiap kali Anda memegang uang, artinya, ketika kondisi keuangan Anda sedang baik. Selain itu, Prita menyarankan untuk membuat prioritas agar keinginan dan mimpi-mimpi kita terwujud tanpa mengorbankan yang lain. Ia mengingatkan, bahwa untuk mendapatkan sesuatu yang incah itu tak mudah. Butuh pengorbanan, kedisiplinan dan komitmen.
Ia mencontohkan, jika Anda berniat naik haji dalam lima tahun ke depan, setidaknya Anda bisa mulai menabung sebanyak Rp1,5 juta tiap bulan. Nilai akhirnya, kata Prita, cukup untuk membiayai ibadah haji untuk tiga orang. Contoh lain adalah soal biaya pendidikan anak. Jika anak Anda masuk universitas dalam 10 tahun ke depan, menyisihkan uang dalam jumlah yang sama tersebut juga bisa mulai Anda lakukan. “Satu setengah juta per bulan selama 10 tahun, anak kita bisa lulus jadi dokter!”
Nadia Mulya dan suaminya, Dastin Mirjaya Mudijana, juga hadir dalam acara ini. Mereka bercerita soal pengalamannya membeli rumah pertama. Kata Nadia, karena memiliki rumah adalah prioritas mereka kala itu, maka beberapa simpanan yang mereka kumpulkan dulu harus dicairkan. “Mencari rumah yang cocok itu harus sabar. Sambil cari rumah, rencanakan pembayarannya. Jadi saat dibutuhkan, ada simpanan untuk menyanggupi down payment-nya,” saran Dastin.
Keduanya juga sepakat untuk tetap bisa menyisihkan penghasilan di samping membayar cicilan. Mereka pun kompak berhemat agar mimpi mereka yang lebih besar bisa terwujud lewat investasi. “Yang namanya uang itu bisa menghilang begitu saja, jadi yang namanya saving dan investasi itu harus dipaksakan.”
Ada banyak perencanaan yang bisa dilakukan dan Prita kembali menyarankan satu hal klasik yang masih ampuh ini: Don’t put all your eggs in one basket. Nadia pun setuju. Katanya, “Kita harus punya portofolio yang luas sekali, jadi semua dicoba.” Karena itu ia mencoba berbagai produk keuangan seperti deposito yang dinilainya cukup cair, tabungan, asuransi, dan reksa dana. Ke depannya, ia berencana mencoba investasi lewat properti.
“Kita semua punya banyak mimpi. Tapi pasti punya satu mimpi yang kita semua ingin raih yaitu kemerdekaan finansial,” kata Prita menutup diskusi siang itu.
[Baca juga 4 sumber pertengkaran soal uang]
Foto: Mardyana Ulva