Perkawinan bukan akhir dari sebuah kisah cinta seperti dalam dongeng. Ada tahap-tahap yang harus dilewati bersama agar hubungan makin kuat.
Saat sepasang manusia sedang dilanda cinta dan sepakat untuk menikah, pasti tak pernah terlintas sedikit pun bayangan bahwa pada suatu saat gejolak cinta yang semula meletup-letup akan mereda, gairah pengantin baru mendingin seiring perjalanan waktu. Pada saat itulah rasa jenuh mulai menyerang, toleransi (terhadap kekurangan yang dimiliki pasangan) menipis, dan emosi jadi lebih mudah tersulut. Dalam kondisi ini, kita pun jadi lebih mudah tergelincir dalam perangkap berbagai godaan.
“Padahal, semua itu merupakan siklus yang normal dan dialami oleh (hampir) semua pasangan suami-istri. Segala sesuatu akan tampak indah dan menggairahkan ketika masih baru, tapi seiring waktu akan menurun sensasinya,” kata Ira, psikolog dari Universitas Gunadarma, Depok. “Sayangnya banyak yang tak menyadari hal itu, dan langsung menganggap bahwa cinta mereka sudah mati. Padahal, yang namanya siklus, suatu saat bisa jadi akan kembali ke titik semula, meskipun bentuknya tak persis sama
Mengembalikan sensasi jatuh cinta yang mendebarkan seperti sebelum menikah rasanya memang tidak mungkin. Tapi, menurut Ira, kita bisa mengembalikan rasa senang dan lengkap mana kala kita sedang bersama dengan pasangan kita, serta rasa membutuhkan ketika sedang berjauhan. Caranya adalah dengan mengupayakan kembali kebersamaan sebanyak mungkin. Kebersamaan yang selama ini terkikis sedikit demi sedikit ditelan kesibukan kerja dan mengurus keluarga.
Namun bila perkawinan sudah telanjur tercemar oleh perselingkuhan atau pengkhianatan lain, mau tak mau dibutuhkan kemauan besar untuk memaafkan dengan persediaan maaf ‘segudang’. Tapi, semua usaha untuk bertahan itu tentu saja harus berasal dari Anda dan suami. Bukankah it takes two to tango?