"Ya ampun... gue nangiiisss...! Gilaaa... Mimi masih kereennn...!" Begitu komentar teman saya yang menyaksikan konser Mimi alias Mariah Carey.
Tampil di Himbara Borobudur Symphony 2018 (6 November 2018), Mariah Carey, 48, menyajikan konser 18 lagu yang membuat generasi 90-an yang mendominasi ribuan penonton bernostalgia, merinding, menyanyi bareng, sekaligus terpesona aura sang diva.
Para penonton tak peduli gerimis yang sempat turun, dan menunda konser selama 20 menit karena panggung masih basah.
Berlangsung di Taman Lumbini, Candi Borobudur, Magelang, konser sepanjang 1,5 jam itu menunjukkan kalau deretan hits yang nyaris legendaris dan aura seorang diva dengan karier mengilap sejak debut single Vision of Love (1990) masih dimiliki seorang Mariah Carey.
Mariah masuk Guinness World Records karena mampu bernyanyi dalam jangkauan vokal lima oktaf. Ia juga telah menjual lebih dari 200 juta rekaman lagu di seluruh dunia, sehingga jadi salah satu artis musik terlaris sepanjang masa.
Seperti halnya Lady Gaga dan Katy Perry juga Celine Dion, Mariah Carey menjadi gay icon tak resmi. Konser di Candi Borobudur ini juga diramaikan geng LGBTQ (terutama angkatan 90-an) yang ramai menonton (dan khusus cuti kerja, he he).
Di luar sensasi kehidupan pribadinya, ibu dua anak ini adalah penyanyi, penulis lagu dan produser jempolan.
Mariah memang bukan aktris yang sukses, tapi di dunia musik ia memperlihatkan bahwa kerja keras (dan sedikit senang-senang) adalah kunci terus bertahan di tengah ketatnya persaingan.
Lantangnya teman saya menyanyi bareng dalam lagu We Belong Together juga jadi bukti bahwa Mimi bakal bertahan lama di hati para penggemarnya....
Foto: Antara News