Sebidang lahan di Casa Goya Residence Jakarta Barat itu tidak terlalu luas (600 meter persegi), tapi lahan itu telah ditumbuhi berbagai tanaman—dari cabai,
daun mint, daun pandan, okra hijau, terung ungu, jagung, pepaya, beragam jeruk, singkong, kangkung, hingga kale.
Para penggiat pun mulai memanen tanaman yang siap panen seperti okra hijau, peria (pare), terung, dan daun singkong. Lahan yang sudah selesai dipanen
kemudian ditanami lagi dengan tanaman berbeda. Lahan bekas panen kangkung, misalnya, digunakan untuk menanam bibit kale. Setelah panen dan menanam kembali, mereka juga menyirami tanaman bersama.
“Lahan ini seperti laboratorium. Kami mencoba menanam apa saja. Hasilnya kami beli sendiri atau jual ke teman-teman, dan uang yang terkumpul dibelikan pupuk dan benih untuk penanaman selanjutnya.
“Untuk anggota baru, diminta menanam kangkung dan bayam di rumah masing-masing, karena hanya 21 hari bisa panen, sehingga bisa memberi semangat menanam jenis lain,” ujar Yuke Pramasudi, salah satu penggiat @JktBerkebun.
Bisa dibilang kalau @JktBerkebun menanam tanaman organik. Mereka menggunakan pupuk kandang. Untuk menghalau hama, komunitas ini menggunakan bahan alami seperti cabai, sambiloto, atau daun pepaya yang dihaluskan dan disemprot ke tanaman.
“Kami juga menggunakan tanah yang gembur karena tanah dicampur dengan pupuk kandang dan sekam bakar. Kale yang katanya hanya bisa tumbuh di daerah dingin ternyata juga bisa tumbuh di sini,” Yuke menambahkan.
Jakarta Berkebun merupakan bagian dari komunitas Indonesia Berkebun (@IDberkebun). Ini adalah sebuah gerakan dan kegiatan sosial komunitas yang memanfaatkan lahan non-produktif di perkotaan dengan menanami tanaman yang bermanfaat, sekaligus menjadikannya kebun yang produktif.
Lahirnya @IDberkebun berawal dari bulan Oktober 2010 melalui akun Twitter arsitek yang sekarang menjabat Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, dibantu Sigit Kusumawijaya, Achmad Marendes, dan Shafiq Pontoh.
Tanggal 20 Februari 2011, penggiat dari Jakarta yang tergabung dalam @JktBerkebun melakukan penanaman perdana benih kangkung di sebuah lahan di Springhill, Kemayoran, Jakarta Pusat, yang ditetapkan sebagai tanggal lahir @IDberkebun. Hingga kini @IDberkebun telah tersebar di 30 kota dan 8 kampus di seluruh Indonesia.
Siapa pun boleh datang dan ikut berkebun di komunitas ini. Syaratnya, menyukai kegiatan berkebun. “Dan jangan baper,” ujar Yuke. Sebab, mereka akan berkebun sambil ngobrol dan berbaur dengan siapa saja yang hadir saat itu. “Minggu ini dan minggu depan yang datang orangnya bisa berbeda.”
Semua penggiat yang aktif rata-rata telah menanam sendiri di rumah masing-masing, minimal untuk konsumsi satu keluarga. “Jadi kalau harga cabai tinggi, nggak masalah buat kami,” kata Sita.
Ia adalah penggiat yang telah empat tahun aktif di @JktBerkebun. Rumahnya tidak memiliki lahan untuk berkebun sehingga ia membuat talang seperti hidroponik tetapi tetap menggunakan tanah di depan kamarnya.
Dina, penggiat lainnya, bahkan sering diliput media karena rumahnya bisa menjadi contoh ketahanan pangan keluarga dengan tanaman yang ditanam sendiri. Rata-rata penggiat yang sudah lama aktif pasti memiliki kebun sendiri di rumah.
Kebiasaan mereka setelah berkebun adalah memasak dan makan bersama di samping kebun, termasuk dari hasil panen hari itu. Hari itu saya ikut makan terung hijau dan okra hijau hasil panen mereka. Seru, kenyang, sehat!
Foto: Zaki Muhammad
Pengarah gaya: Siti H. Hanifiah