Steven Spielberg membuktikan diri sebagai salah satu sineas paling jenius di Hollywood, sekaligus peka pada perubahan zaman melalui film terbarunya, "Ready Player One."
Dalam film ini, Wade Watts (Tye Sheridan) adalah tokoh sentralnya. Ia remaja 18 tahun di tahun 2045, yang tinggal di daerah kumuh di Columbus, Ohio, AS, yang menghabiskan sebagian besar waktunya dengan main game di dunia virtual bernama OASIS.
Di masa itu, hampir semua orang, terutama yang miskin, menjalani hidup mereka di OASIS, game realita virtual yang dibangun James Halliday (Mark Rylance), dalam perusahaan terbesar di dunia yang dibangun Halliday dan partnernya, Ogden Morrow (Simon Pegg). OASIS pun menjadi dunia alternatif mereka.
Ketika Halliday wafat, ia meninggalkan wasiat berupa game baru, untuk mendapatkan warisannya. Ada tiga kunci yang harus dicari di dalam OASIS.
Dengan avatar Parzival atau Z, Wade menyelami OASIS. Ia bersahabat dengan avatar-avatar lain, yaitu Aech (Lena Waithe), Art3mis (Olivia Cooke), Daito (Win Morisaki), dan Sho (Philip Zao), dan mereka mencari kunci-kunci itu.
Perusahaan terbesar kedua di dunia, IOI, dengan CEO-nya, Nolan Sorrento (Ben Mendelsohn), juga menginginkan kunci-kunci itu. Dengan SDM melimpah, Sorrento mengerahkan anak buahnya untuk mencari petunjuk yang disembunyikan Halliday. Ia tak segan mencari jalan pintas yang licik, termasuk menyewa i-R0k (pengisi suara: Ty Miller), pembunuh bayaran di OASIS (yang hingga akhir tidak dibeberkan jati diri nyatanya).
Namun Wade mulai tahu bahwa pertarungannya di dunia maya memiliki efek di dunia nyata ketika kawasan kumuhnya dihancurkan Sorrento.
"Ready Player One" diadaptasi dari novel tahun 2011 karya Ernest Cline, seorang Gen X. Di tangan Steven Spielberg, seorang Baby Boomer, novel ini diolah dengan memasukkan berbagai ikon budaya pop (boneka Chucky hingga zombie dan referensi film "The Shining").
Jangan heran juga karena di sepanjang film musik yang ada berasal dari tahun 80-an (dimulai dengan Jump dari Van Halen di adegan pembuka, hingga We're Not Gonna Take It - Twisted Sisters).
Spielberg menampilkan OASIS dengan begitu nyata dan seru, tapi saya juga merasakan atmosfer ala "Back to the Future." Lagu-lagu yang diputar mengingatkan saya pada soundtrack "Guardians of the Galaxy," namun cara interaksi antara virtual dan realita sepintas mirip "Tron."
Cerita "Ready Player One" tidak ribet, bahkan ada adegan yang menurut saya konyol ala Srimulat (ketika Art3mis alias Samantha menyelinap ke kantor Sorrento). Karakter para tokoh juga tidak digali dalam, walau tetap diselipkan bahwa dunia nyata lebih penting dari dunia maya.
Namun untuk film fiksi ilmiah, inilah film yang memanjakan mata, sekaligus membuat penonton (setidaknya saat saya menonton) kompak bertepuk tangan ketika Daito memilih berubah menjadi Gundam (karakter robot raksasa Jepang populer).
Foto: Warner Bros. Pictures