
Prestasi demi prestasi terus ditorehkan. Sampai saat ini, ada lima film yang disutradarai, sembilan film yang diproduseri, dan enam film yang dibintanginya. Yang sangat membanggakan, empat film Lola diminta oleh Perpustakaan Kongres Amerika Serikat. Film-film itu adalah Kisah Tiga Titik, Sanubari Jakarta, Minggu Pagi di Victoria Park, dan Negeri Tanpa Telinga.
Di film Kisah Tiga Titik, Lola berperan sebagai produser dan pemain. Di Sanubari Jakarta, ia jadi sutradara dan produser. Di Minggu Pagi di Victoria Park, ia adalah sutradara, produser dan pemain, dan di Negeri Tanpa Telinga ia menjadi sutradara, produser, dan penulis naskah.
“Ya, mereka telepon dan mereka minta. Katanya kejadian di film relate dengan kejadian di Indonesia. Misalnya tentang TKI, tentang LGBT, dan politik. At least mereka senang karena film-film itu bisa jadi arsip mereka untuk Indonesia. Jadi, mereka melihat Indonesia itu dari film,” ungkap Lola.
Kesungguhannya sebagai sutradara juga diapresiasi dengan penghargaan Best Director di Jakarta International Film Festival 2010 lewat film Minggu Pagi di Victoria Park.
Keinginan terjun di belakang layar muncul karena Lola sudah telanjur cinta pada dunia film. Kalau menjadi aktris, ia bisa saja tergantikan dengan bintang baru yang bermunculan. Di saat umurnya mendekati kepala tiga, Lola memutar otak. “Seandainya saya keluar dari dunia film, saya mau ngapain?
Kerja kantoran nggak suka. Lalu, oke, mungkin di belakang layar. Artinya jadi produser, sutradara, dan akhirnya seperti sekarang,” kata Lola.
Semua itu ia pelajari secara autodidak dari teman-temannya yang berprofesi di dunia film. ”Saya ketemu orang-orang film, nonton bareng, lalu membahas shot-nya, editing-nya, musiknya, dan semuanya,” lanjut Lola.
Walau demikian, ia masih tetap mau main film jika ada tawaran peran yang menarik. Menjadi apa? “Ya perempuan yang tough. Bukan yang menderita. Bukan yang jadi nenek sihir atau kuntilanak. Juga bukan yang sekadar dipukuli, misalnya. Yang menantang!” kata Lola.
Ia tak suka film horor, jadi mustahil bagi Lola untuk berperan di film horor, atau bahkan membuat film horor.