Glenn Fredly Deviano Latuihamalo di waktu kecil tak pernah membayangkan akan menjadi musisi seperti saat ini, karena ketika kecil ia lebih suka menggambar ketimbang menyanyi.
“Waktu di kelas 4 SD, sekolah mendelegasikan saya untuk ikut lomba nyanyi. ‘Karena kamu orang Ambon, pasti bisa menyanyi,’ kata guru saya. Agak rasis memang, ha ha ha.… Saya keberatan dan di rumah protes pada orang tua, tapi mereka malah mendukung,” kenang Glenn.
Wajar saja bila keluarganya mendukung. Kakeknya mengajar paduan suara di kala senggang, begitu pula ayahnya yang mengajar grup vokal. Sejak kecil, Glenn telah terbiasa rumahnya digunakan untuk berbagai aktivitas seperti Karang Taruna dan latihan teater.
Setelah berhasil mengharumkan nama sekolah karena meraih juara pertama, Glenn makin rajin mengikuti lomba menyanyi. “Keluarga besar saya tak pernah absen memberi dukungan. ‘Ayo, Glenn! Kamu bisa, Glenn!’ Ketulusan keluarga itulah yang membuat saya jadi bersemangat untuk terus berproses, kendati waktu itu saya belum melihat potensi dalam diri saya.”
Ia lantas bergabung dalam sebuah band dan sering mendapat kesempatan main di klub jazz. Sejak itulah ia mulai mendapatkan uang dari kegiatan bermusik sehingga dapat membiayai kuliahnya sendiri dan kuliah adiknya. Selama 20 tahun bermusik, Glenn selalu berproses mencari bentuk dan berusaha keluar dari zona nyaman. “Musisi yang berada dalam zona nyaman adalah mereka yang telah puas pada apa yang telah dicapai. Sedangkan saya ingin terus bertanya, what’s next?”
Tahun 2012, Glenn memutuskan keluar dari label besar yang telah menjadi tempatnya bernaung selama 14 tahun dan menghasilkan album-album hit. Ia kemudian merilis album Luka, Cinta, dan Merdeka secara indie, dalam bentuk CD maupun piringan hitam. Tahun ini, ia menjadi produser album religi bertajuk Hidayah. Album bernuansa Islami itu membuat gosip beredar bahwa Glenn Fredly berencana pindah agama.
“Ide album ini sebetulnya tercetus sejak saya memproduseri film 'Cahaya dari Timur: Beta Maluku' (2014) tapi baru terealisasi tahun ini. Saya persembahkan untuk jangka panjang, untuk kontemplasi bersama,” jelas Glenn. Ia juga mengakui banyak terinspirasi oleh tokoh Gus Dur, terutama kalimatnya: Tuhan tak perlu dibela.