Saat saya bercermin di malam hari sebelum tidur, rasanya ada yang berbeda dari tampilan kulit saya.
Selain bayangan hitam yang biasa timbul karena kurang tidur, kali ini terlihat adanya garis-garis samar di area bawah mata dan garis senyum yang tampak lebih jelas dari biasanya.
Saya pun teringat sekitar lima tahun lalu, saat garis-garis ini belum tampak sejelas sekarang. Dulu tidak pernah terlintas sedikit pun kekhawatiran mengenai keriput. Kalau pun nanti ada, ya sudah, terima saja. Tapi sekarang? Saya panik.
Saya tentunya tidak sendirian. Banyak wanita yang juga khawatir dengan munculnya tanda-tanda penuaan. Berdasarkan hasil diskusi bersama para Sahabat PESONA pada Februari lalu, kerutan dan garis senyum menempati posisi teratas dalam daftar “ketakutan-ketakutan” seputar kulit wajah.
Keriput sebenarnya wajar terjadi
“Bayi yang baru saja lahir wajahnya berkerut, apalagi saat sedang berekspresi, misalnya menangis. Yang membedakan, tentu saja kadar elastisitas kulit,” jelas dr. Enrina Diah, Sp. BP-RE, Plastic Surgeon and Craniofacial Surgeon dari Ultimo Clinic Jakarta.
“Proses aging terjadi saat kita mencapai usia tertentu, normalnya di usia awal 30-an. Di usia ini, kita mulai kehilangan kolagen sehingga kulit yang tadinya kencang, elastisitasnya berkurang. Apalagi, wajah kita, kan, selalu ekspresif. Di bawah kulit ada otot yang bekerja terus menerus sejak kita lahir. Otot yang tadinya kencang dan tebal, lama kelamaan juga melemah karena kurangnya kolagen tersebut,” jelas Enrina.
Hal ini dibenarkan oleh dr. Olivia Ong, dipl. AAAM, Aesthetician and Anti-Aging Specialist yang sehari-hari berpraktik di Jakarta Aesthetic Clinic. “Kerutan biasanya terjadi pertama kali paling banyak di area seputar mata, selain karena mata merupakan indra yang paling dinamis, kulit di area tersebut cenderung lebih tipis hingga kontraksi ototnya menyebabkan kerutan yang lebih cepat terlihat.”
Kerutan yang terjadi secara alami disebut sebagai kerutan dinamis, dan muncul akibat gerak ekspresi wajah. Gerakan natural wajah seperti tersenyum akan menimbulkan kerut di ujung mata luar dan mempertegas garis senyum.
“Awalnya kerutan timbul saat kita berekspresi, tapi lama-lama, sama seperti baju yang berkerut saat dikenakan, kerutan juga bisa berubah menjadi statis. Saat (wajah) sedang tidak berekspresi pun, kerutan sudah terlihat,” jelas Enrina.
Jangan remehkan soal kebiasaan. Orang yang suka membaca cenderung memicingkan mata sehingga membentuk dua garis vertikal di antara mata di atas hidung yang dikenal sebagai “eleven sign.” Kebiasaan mengernyitkan dahi juga membuat munculnya garis-garis horizontal di sekitar dahi.
Kurangnya asupan air atau paparan sinar matahari bisa membuat kulit kering dan dehidrasi. Kulit pun akan kehilangan elastisitas sehingga garis-garis halus akan lebih mudah tercipta. Diet yang berlebihan ikut menyumbang peran terhadap kondisi kulit. Tubuh memerlukan asupan nutrisi, vitamin dan mineral, dan jika kekurangan zat-zat penting tersebut, tentunya akan memengaruhi kesehatan kulit.
Keriput juga bisa terjadi karena kurang tidur. Kulit yang lelah akan mudah dehidrasi. Malam hari sebenarnya merupakan waktu yang sangat efektif untuk memproduksi sel-sel kolagen baru. Jika Anda terlalu sering melewatkannya, hmm… sudah tahu, kan, apa yang akan terjadi?