Kolaborasi seni tata busana dan seni murni menghadirkan 20 baju adibusana karya desainer Mel Ahyar dan pelukis terkemuka Jeihan Sukmantoro.
Koleksi busana rancangan Mel Ahyar kali in bertajuk Kini Abadi. Sesuai judulnya, Mel Ahyar bermaksud mengabadikan kisah hidup seorang pelukis ternama Indonesia, sekaligus mengisahkan perjalanan adibusana dunia sejak tahun 1950.
Mel Ahyar mengangkat cerita tentang perjalanan hidup pelukis Jeihan Sukmantoro melalui karya ikonis Jeihan, Mata Hitam. Sementara itu, tahun 1950 dipilih karena masa tersebut era kebangkitan Jeihan selama menghadapi sakit yang dialaminya. Dari pengalaman hidupnya itu Jeihan melahirkan karya yang menginterpretasikan kenaifan manusia.
‘Kehadiran’ Jeihan dalam kehidupan Mel Ahyar berawal ketika ia studi di Paris. Salah satu dosennya bertanya tentang sosok Jeihan Sukmantoro, pelukis terkemuka Indonesia. Mempelajari karya lukisan Jeihan membuat Mel Ahyar jatuh hati pada seluruh karya sang maestro.
Inspirasi sang maestro terwujud ke dalam 20 koleksi yang ditampilkan dalam fashion show IPMI Trend Show 2017. Lima di antaranya dibuat khusus di atas siluet kain yang dilukis langsung oleh Jeihan. Sementara 15 busana lainnya merupakan hasil kombinasi ide keduanya yang dituangkan ke dalam teknik digital art dan couture yang detail.
Mel Ahyar menampilkan siluet busana yang merepresentasikan tahun 1950 hingga 2000-an. Di era 60-an, kesan klasik dan elegan hadir dalam busana berpotongan longgar dan mengembang. Karakter 70-an dan 80-an digambarkan melalui cutting loose dan celana berpotongan lebar. Gaya individualis dan vintage ala 90=an hadir melalui siluet A-line yang maskulin. Teknik layering menggunakan material ringan seperti silk organza, silk gazard, silk tulle dan tafeta.
Jeihan Sukmantoro adalah pelukis kelahiran Ngampel, Boyolali 26 September 1938. Lukisannya menggambarkan figur manusia bermata hitam tajam. Menurut Jeihan, mata hitam merupakan sikap untuk selalu melihat lebih dalam dan lebih jauh.
Foto: Studio One