
Jika anak Anda ketahuan nonton film dewasa alias film porno, apa yang harus Anda lakukan?
Karena ada bahan rapat sore yang tertinggal di rumah, pada jam makan siang Dinda pulang sebentar untuk mengambilnya. Ia juga berharap bisa makan siang di rumah bersama anak remajanya, Bima, yang sedang libur sekolah.
Karena berulang kali dipanggil Bima tidak kunjung menyahut, Dinda lalu mendatangi kamar Bima di lantai atas. Karena tak mau mengejutkan anaknya, Dinda membuka pintu pelan-pelan. Putranya yang berusia 12 tahun itu sedang duduk di meja belajarnya, matanya terpaku memandang layar laptop sampai tak menyadari kehadiran Dinda.
Tapi bukan itu yang membuat jantung Dinda serasa mau copot. Di layar laptop terlihat adegan-adegan erotis film porno yang sedang dipelototi dengan asyik oleh remaja putranya itu. Adegan selanjutnya bisa diduga. Dinda spontan berteriak, sedangkan sang anak mematung dengan wajah tak berdaya, merasa bersalah, sekaligus ketakutan....
Sebagai orang tua, sudah pasti kita syok luar biasa saat memergoki anak remaja kita diam-diam menonton film porno. Rasanya campur aduk, antara tak percaya, marah, gemas, dan takut. Kita juga merasa bersalah karena tak bisa menjaga dan melindungi anak dari pengaruh buruk.
Anda paham bahwa anak remaja Anda secara alamiah sudah memiliki dorongan seksual. Namun yang membuat Anda cemas, tontonan video porno tidak hanya menyajikan adegan-adegan seks yang konvensional, melainkan juga yang hard core, bahkan yang menyimpang. Misalnya, adegan-adegan sadomasokis, seks anal, homoseksual, seks ramai-ramai, dan sebagainya.
Bagaimana orang tua harus menjelaskan semua itu kepada anak ABG yang baru tumbuh hasrat seksualnya, sedang dipenuhi rasa penasaran terhadap seks, tapi sebenarnya masih polos dan tak tahu apa-apa? Bagaimana bila di kemudian hari dia jadi punya selera yang ‘tak biasa’ alias seks yang menyimpang seperti yang sering ditontonnya di film-film porno?
Sekadar marah-marah dan melarang jelas bukan solusi bijaksana. Apalagi seks sesungguhnya bukanlah perbuatan kotor dan menjijikkan yang perlu dijauhi, apalagi dihindari manusia. Justru sebaliknya, seks adalah sebuah perbuatan alamiah sebagai sarana reproduksi manusia dan ungkapan kasih sayang dua orang yang saling mencintai.
Yang jadi masalah, anak Anda belum cukup umur untuk mengenal seks sejauh itu, sehingga dikhawatirkan dia akan ketagihan dan lupa akan tugas-tugasnya sebagai anak, seperti belajar dan bermain. Bahkan, cukup banyak terjadi kasus pemerkosaan yang dilakukan oleh anak remaja akibat terlalu banyak menonton tayangan porno.