Sejak bayi (dan diulang secara berkala), anak kita wajib diberikan imunisasi DPT untuk mencegah terkena penyakit difteri-pertusis (batuk rejan)-tetanus.
Difteri adalah penyakit yang menular melalui udara yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae. Bakteri ini menyerang saluran napas sebelah atas dengan gejala demam tinggi (di atas 38 derajat Celcius), kulit kebiruan, sakit tenggorokan, susah menelan, sulit bernapas, pembengkakan kelenjar geta bening, dan terbentuknya membran warna abu-abu di sekitar amandel.
Dari tahun 1980-an, difteri bukan lagi menjadi penyakit yang ditakutkan di Indonesia.
Tapi sedihnya, sejak Januari hingga November 2017, tercatat 593 kasus difteri, tersebar di 95 kabupaten dan kota di 20 provinsi, dengan angka kematian 32 kasus.
Data Kementerian Kesehatan juga menyebutkan bahwa meski kasus difteri di Indonesia menyerang orang dewasa, kasus yang menyerang anak-anak di bawah 12 tahun yang lebih berdampak fatal.
Tahun 2017, difteri telah menjadi wabah, dan penyebabnya ternyata karena imunisasi anti difteri (seperti DPT) baru menyentuh 75% dari seluruh anak di Indonesia. Keandalan antibiotik untuk melawan bakteri penyebabnya pun mulai menurun.
Mencegah tentu saja lebih baik daripada mengobati. Selain dengan vaksinasi, biasakan gaya hidup sehat untuk anak-anak. Jaga kebersihan lingkungan, karena difteri menular melalui udara, juga percikan ludah. Anda juga harus mewaspadai lingkungan sekolah, karena difteri pada anak sering ditularkan di sekolah.
Bahan: Kementerian Kesehatan RI, Kompas.com