Kalau bisa menabung, bagus. Tetapi kalau Anda sudah bisa menabung dan berinvestasi, itu sempurna. Anda bisa mula berinvestasi lewat reksa dana, contohnya.
Alasannya, suku bunga bisa berubah-ubah, sehingga tabungan Anda cenderung digerogoti tingkat inflasi yang lebih besar daripada bunga tabungan. Artinya, berapa pun yang Anda tabung, jumlahnya tak akan cukup baik selain sejumlah uang dikalikan berapa lama Anda menabung.
Sementara pada investasi, Anda memiliki kesempatan untuk melakukan akselerasi dari sisi jumlah uang yang Anda miliki. Hal itu terkait dengan rata-rata tingkat return of investment atau ROI yang biasanya lebih tinggi dari tingkat inflasi. ROI pun lebih tinggi daripada suku bunga tabungan, bahkan deposito.
Tetapi tentu saja sebelum Anda mulai berinvestasi, kebutuhan keuangan mendasar Anda dan keluarga harus sudah mantap terlebih dahulu Sebut saja dana darurat, asuransi, dan sebagainya. Hal itu tidak lain karena investasi mengandung risiko. Prinsip high risk high return berlaku benar dalam sebuah investasi.
Namun jangan pula gara-gara itu Anda mundur dari niat berinvestasi. Semua bisa Anda perhitungkan sesuai kemampuan atau karakter Anda dalam menghadapi risiko.
Yang menarik adalah sering kali timbul pertanyaan dari mana uang yang akan dipakai berinvestasi. Apakah harus mengurangi jumlah uang yang ditabung? Atau, harus mencari sumber penghasilan tambahan?
Jawaban pertanyaan tersebut simpel saja, kok: Kurangi konsumsi.
Mengurangi pengeluaran yang bersifat konsumtif, bagi kalangan ekonomi menengah yang jumlahnya mayoritas di Indonesia, tanpa banyak orang sadari, ternyata mampu memberikan tambahan penghasilan yang cukup signifikan. Tambahan penghasilan itulah yang nantinya dapat digunakan untuk berinvestasi di reksa dana, misalnya.
Berhemat Rp500 ribu dari pengeluaran konsumtif saja sudah bisa memasukkan Anda ke liga investor. Karena, bila Anda memilih instrumen investasi reksa dana, banyak pilihan reksa dana yang minimal pembelian pertama hanya sejumlah tersebut. Sementara untuk pembelian berkala, bahkan hanya butuh Rp100 ribu per bulan.
Dengan demikian, setelah Anda membagi tujuan dan jenis investasi reksa dana yang Anda perlukan, maka secara keseluruhan Anda hanya membutuhkan dana awal sekitar Rp2,5 juta untuk lima tujuan keuangan; masing-masing Rp500 ribu, dengan investasi berkala minimal masing-masing Rp100 ribu.
Artinya, bila Anda bisa berhemat dari pengeluaran konsumtif sebanyak Rp500 ribu per bulan, dalam lima bulan Anda sudah bisa memenuhi tujuan keuangan Anda dan keluarga dengan investasi di instrumen reksa dana. Mau coba?