Motif mozaik pada pintu rumah dan masjid di Maroko ia wujudkan dalam koleksi bertajuk Journey to Marrakesh dan Hand of Fatima yang diperlihatkan melalui trunk show pada 28 Juni 2016. Kedua putri Ghea, Manda dan Janna Sukasah, ikut menjadi model, begitu pula cucunya, dan beberapa model senior era 80-an dan 90-an.
“Koleksi kali ini sesuai bagi mereka yang menyukai art dan culture. Juga cocok bagi mereka yang menyukai traveling. Seperti biasa, koleksi saya sangat timeless dan bisa dipakai selama-lamanya karena based on heritage. Kali ini koleksi saya terinspirasi heritage Indonesia dan heritage Maroko. Semua bisa di mix and match,” ujar Ghea.
Keindahan motif mozaik yang kerap dijumpai pada pintu-pintu rumah dan masjid diterjemahkan Ghea dalam berbagai busana bermodel kaftan, outer wear, dan baju kurung. Inspirasi juga datang dari simbol Hand of Fatima atau Hamsa yang dikenal sebagai lambang perlindungan di kawasan Timur Tengah. Di Maroko, simbol Hamsa juga kerap digantungkan di dinding-dinding rumah.
Walau mengambil tema dari perjalanan ke Maroko, Ghea tetap menambahkan nuansa Indonesia dengan memakai tenun ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) sebagai bahan pada kaftan berhias simbol Hamsa. Busana kreasi Ghea tampak anggun dan jatuh di tubuh karena pemakaian bahan yang pas. Bahan yang dipakai antara lain adalah sutra, sifon, satin, dan Thai silk. Tentu saja Ghea selalu setia memakai kain jumputan dalam tiap koleksinya.
Foto: Nabila Kariza
[Cek juga inspirasi gaya dengan celana lebar]