Saya miris membaca berita penangkapan selebritas muda yang ternyata sudah setahun mengonsumsi sabu dan ganja.
Sebagai idola anak muda, ia tidak memberikan contoh yang baik, sekaligus kembali memberikan bukti bahwa Indonesia memang darurat narkoba.
Angka penyalahguna narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba) di Indonesia cenderung tidak turun. Jenis narkobanya pun terus bertambah.
Jaga keluarga Anda dari penyebaran narkoba! Kenali fakta-fakta narkoba di Indonesia!
1. Narkoba jenis baru
2016: Flakka, zat utama pembentuknya bernama alpha-PVP. Zat ini merupakan stimulan yang merangsang naiknya hormon dopamin, namun efeknya bisa lebih tinggi dari kokain. Harga Flakka yang murah (hanya berkisar Rp78.000) membuat narkoba ini lebih mudah dibeli oleh kalangan menengah ke bawah.
2017: 4-Chloro MethCathinone atau 4-CMC, yang bisa berbentuk serbuk atau cairan yang dicampurkan dalam minuman. Jenis 4-CMC ini juga bisa menjadi cairan untuk vapor atau rokok elektrik sehingga lebih mudah dalam penyebarannya.
2. Penyakit yang paling banyak diderita
Pengguna narkoba rawan penyakit HIV/AIDS, TB paru, dan hepatitis. Penularan terbanyak melalui jarum suntik yang dipakai bergantian, juga perilaku seks berganti pasangan tanpa alat kontrasepsi.
3. Proyeksi jumlah penyalah guna narkoba di Indonesia
2015: 3,8 juta sampai 4,3 juta orang
2016: 3,7 juta sampai 4,1 juta orang
2017: 3,7 juta sampai 4,6 juta orang
Diperkirakan 33 orang meninggal setiap hari di Indonesia akibat narkoba.
4. Siapa penyalah guna narkoba?
Di Indonesia, sedih sekali mengetahui penyalah guna terbesar adalah pekerja dan pelajar. Bahkan jumlah pelajar yang menyalahgunakan narkoba lebih dari seperempatnya. Sebagian besar dari penyalah guna narkoba adalah pria.
5. Kerugian akibat narkoba
Bangsa Indonesia rugi bermiliar-miliar rupiah tiap tahun akibat narkoba. Uang yang beredar dalam transaksi narkoba lebih dari Rp54 miliar per tahun, dan biaya akibat efek samping dari narkoba hampir mencapai Rp14 miliar per tahun.
Sumber: Badan Narkotika Nasional