Esoknya kami bergerak ke utara, menuju Sonamarg yang berada di Distrik Ganderbal. Sonamarg memiliki sejarah penting dari dulu hingga kini. Sonamarg menjadi pintu gerbang jalan kuno yang menjadi legenda Jalan Sutera atau Silk Road. Bersama dengan Gilgit, Sonamarg menjadi jalan penghubung Kashmir dan Cina, juga dengan negara-negara teluk lainnya.
Hingga kini, jalur ini masih sangat penting bagi India. Tapi kali ini sebagai jalur menuju base pertahanan militer di Ladakh. Keindahan tanah Kashmir pernah menjadi rebutan tiga negara, yakni India, Pakistan dan Cina. Meski perdamaian telah disepakati, gejolak ketegangan terkadang masih terasa. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya tentara beseliweran sambil menenteng senjata laras panjang.
Sonamarg berada di ketinggian 2.800 meter di atas permukaan laut. Hawa dingin langsung menampar wajah begitu kami membuka pintu mobil. Namun setelah memandang ke segala arah, rasa hangat mulai menjalar di hati. Sonamarg sendiri berarti padang rumput emas. Dijuluki demikian karena setiap akhir musim semi, bunga-bunga cantik bermekaran membungkus lembah.
Sonamarg juga menawarkan lukisan alam khas Pegunungan Himalaya, dengan puncak-puncak yang runcing, tandus, misterius, dan senantiasa berjubah salju. Begitu gagah dan menggetarkan, sekaligus mengundang para pencinta adrenalin untuk menaklukkannya. Di Sonamarg, kami puas seharian bermain salju, tentunya sembari berfoto-foto. Baru setelah langit mulai berwarna lembayung, kami kembali ke Srinagar.
Keesokan harinya kami mengunjungi kawasan Pahalgam di Distrik Anantnag. Jika Anda pencinta film Bollywood, tentunya Anda sering menyaksikan adegan menari dan menyanyi di antara bunga-bunga dengan latar belakang pegunungan bersalju. Nah, Pahalgamlah lokasinya. Pahalgam yang berada di ketinggian 2.200 meter ini memang salah satu lokasi syuting favorit film-film Bollywood.
Ladang bunga canola yang menguning tampak cerah di tenah kehijauan. Suasana pedesaan dengan deretan rumah sederhana, gembala menggiring domba, deretan perkebunan apel dan berry, serta penduduk desa, yang masih mengenakan pakaian tradisional, menjadi daya tarik tersendiri.
Di Pahalgam juga terdapat sederet lembah cantik yang kerap dijadikan lokasi film sejak era 60-an hingga sekarang. Sebut saja film Beetab, Silsila, Highway, atau Yeh Jawaani hai Deewani. Keunikan lain, beberapa lembah diberi nama sesuai nama film yang syutingnya dilakukan di sini. Untuk mencapai lembah-lembah itu, wisatawan bisa menyewa jasa kuda poni dengan biaya 1.600 rupees atau sekitar Rp320.000.
Sebelum meninggalkan provinsi yang dijuluki sebagai paradise on earth ini, kami mengunjungi beberapa taman di sekitar Srinagar. Salah satunya Shalimar Bagh atau Taman Shalimar. Taman yang didirikan pada tahun 1619 ini dibangun oleh Kaisar Jahangir sebagai persembahan untuk istri tercintanya, Nur Jahan. Taman bergaya Persia ini memiliki kanal air mancur sepanjang 500 meter yang menghampar di kaki Bukit Zabarwan seluas 12 hektare.
Namun pada akhirnya liburan kami harus berakhir. Berat rasanya meninggalkan keelokan bumi Kashmir yang berbalut kearifan masyarakatnya. Di tengah mekarnya bunga canola, diam-siam saya mengucap doa. Semoga kedamaian selalu mengayomi Kashmir. Semoga tak ada lagi sengketa di surga yang cantik ini.
Foto: Attini Zulfayah