Sopir membangunkan kami ketika mobil berhenti di tepian Danau Dal yang merupakan jantung wisata Kota Srinagar dan danau terbesar kedua di India. Ada dermaga berhiaskan jajaran perahu yang dilengkapi sofa nyaman dalam warna-warni jreng. Salah satu perahu yang diberi nama Shikara siap mengantar kami membelah keheningan danau menuju rumah perahu, tempat kami akan menginap.
Kami melewati deretan rumah perahu dari kayu yang disebut house boat atau rumah terapung. Tak hanya digunakan sebagai tempat tinggal, rumah perahu ini juga jadi penginapan bagi wisatawan. Sejauh mata memandang, tampak Pegunungan Zabarwan yang memeluk danau dari segala arah.
Menghirup mentari pagi pertama di Srinagar, kami mengunjungi taman bunga tulip yang berada tak jauh dari Danau Dal. Kashmir Tulip Garden merupakan taman bunga tulip terbesar di Asia, dan menurut World Tulip Summit, taman tulip terbesar kedua di dunia setelah Keukenhof Tulip Garden di Belanda.
Selangkah melewati pintu gerbang, mata saya langsung diserbu oleh ribuan bunga tulip aneka warna yang ditanam di 400 kanal lahan yang menghampar di kaki Bukit Zabarwan. Hati saya berbunga-bunga, karena ini kali pertama saya melihat langsung kebun tulip. Setidaknya ada 60 warna dari berbagai gradasi. Ada juga yang berwarna kombinasi. Sebagian masih menguncup, sebagian sudah merekah.
Kashmir Tulip Garden yang dibuka pada tahun 2007 ini setiap tahunnya mengimpor langsung dua juta bibit bunga tulip dari Belanda. Di sini, terdapat setidaknya 400 jenis bunga tulip—antara lain Adrem, Iledifram, Ollioles, Laptop, dan Purisime. Kashmir Tulip Garden dibuka setiap tahun hanya pada musim semi, yakni akhir Maret hingga akhir April. Ketika saya ke sana tahun lalu, taman tulip ini dibuka dua minggu lebih awal dari biasanya mengantisipasi musim dingin yang singkat.
Meninggalkan taman tulip, kami melaju ke Gulmarg Resort di Distrik Ganderbal. Gulmarg berasal dari kata Gaurimarg, nama lain dari Devi Parvati, istri Dewa Shiva atau Lord Mahadev. Nama Gaurimarg diubah menjadi Gulmarg oleh seorang raja muslim bernama Yousuf Shah Chak.
Gulmarg sendiri berarti padang bunga, karena di saat musim semi tiba, bunga-bunga kecil berbagai warna bermekaran membungkus lembah. “Dua hari yang lalu di sini turun salju,” kata sopir kami sembari menunjuk ke tumpukan salju di bawah pepohonan pinus. Kami pun tak mau melewatkan kesempatan. Mobil kami berhenti di area parkir yang dipenuhi tumpukan salju. Dari kejauhan, kami bisa melihat hamparan ladang bunga di kaki pegunungan yang berselimut salju, bagaikan karpet putih bersih.
Gulmarg menjadi tempat tinggal favorit para raja di zaman dahulu, mulai dari Raja Hindu hingga Kaisar Mughal. Pada zaman penjajahan Inggris di India, tempat ini menjadi resor favorit untuk summer holiday para pembesar Inggris. Bahkan hingga saat ini, Gulmarg tetap menjadi destinasi favorit bagi warga India kaya.
Terdapat dua rute gondola untuk menuju puncak pegunungan. Rute pertama mengantarkan wisatawan dari Gulmarg Resort menuju Kangdoori Station di ketinggian 3.080 meter. Di sini wisatawan bisa bermain ski di lembah Kangdoori yang berbentuk cekung mirip mangkuk.
Supaya makin seru dan menantang, kami memilih rute dua yang membuat kami tergantung-gantung dalam gondola hingga mencapai ketinggian 3.950 meter. Tujuan kami adalah atap Kangdoori Mountain yang tak jauh dari puncak Pegunungan Afarwat yang menjulang di ketinggian 4.200 meter. Dari atap pegunungan inilah, mata saya disuguhi Pegunungan Himalaya yang tanpa batas.
Range ski yang panjang dan lebar hingga puncak gugusan Pegunungan Pirpanjal menjadikan tempat ini sebagai Asia’s seventh best ski destination. CNN bahkan menjulukinya sebagai “Heartland of winter sports in India.” Asyiknya lagi, di Gulmarg kita bisa bermain salju tak cuma di musim dingin, bahkan di musim semi dan di musim panas. Permainan yang ditawarkan juga bervariasi. Tak hanya ski, snow boarding, dan jet ski, tapi juga permainan tradisional seperti perosotan menggunakan papan kayu.