Indah Wisnuwardhana biasa kita lihat di atas panggung bersama grup musiknya, Maliq & d’Essentials.
Panggung ke panggung ia datangi sambil bernyanyi, menari, loncat-loncat ke sana kemari—pastinya menguras begitu banyak energi. Untuk mendukung aktivitasnya tersebut, Indah selalu menyempatkan diri untuk berolahraga setiap hari. Tentunya setelah mengurus kedua anaknya.
“Aku sudah membuat pola untuk menjalankan kehidupan sehari-hari,” ceritanya. Selama lima kali seminggu, dua jam sehari, ia habiskan di tempat olahraga. Semalas apa pun itu, ia memaksakan diri untuk mengikuti kelas yang ia inginkan seperti yoga, TRX, Body Pump, atau sekadar joging.
Olahraga bukan hal yang baru untuknya. Wanita berusia 37 tahun ini sejak kecil sudah terbiasa berolahraga, bahkan menjadi atlet renang. Waktu itu ia masih duduk di bangku sekolah dasar. Awalnya, olahraga tersebut dijalankan sebagai obat penyakit sesak napas yang dideritanya. Kemudian ia ‘diceburkan’ oleh sang mama, Nelly Asmara, untuk masuk ke klub renang Kuda Laut.
Ketika sudah mengenal pergaulan di SMP, ia berhenti berenang. Sampai akhirnya ketika berkuliah di Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, ia kembali menjalani rutinitas olahraga yang sudah lama ia tinggalkan, dan berlangsung hingga sekarang.
Kebiasaan sejak kecil membuatnya tetap terpacu untuk hidup sehat, yang kemudian membuahkan hasil: Memiliki tubuh ideal. Jika diingat-ingat, tidak mudah bagi Indah untuk mencapai ke titik ini. Dulu Indah merasakan kenaikan berat badan hingga 25 kg ketika hamil anak pertama. Ketika kembali mengurus, berselang dua tahun kemudian ia hamil anak kedua— kenaikan berat badan dengan jumlah yang sama pun terjadi lagi.
Pekerjaan yang menuntutnya untuk tampil kece di depan umum membuatnya berpikir untuk harus menjaga bentuk tubuhnya. “Ada pressure ketika harus bernyanyi di depan anak SMA. Mereka umurnya, kan, setengah umurku, jadi badan harus enak.” Sejak saat itu, ia membuat target untuk dirinya sendiri. Agar mencapai target tersebut, olahraga serta menjaga pola makan merupakan kuncinya.
Ternyata sebelum menyadari kedua hal tersebut, olahraga dan pola makan, Indah pernah mencoba beberapa kali katering yang menjanjikan berat badan turun. Memang betul, berat badannya turun, tetapi selama mengikutinya, ia merasa tersiksa. “Menurut aku, itu, sih, siksaan. Masa aku (sampai) nggak bisa mikir,” ceritanya. Namun, dari beratnya proses tersebut ia jadi memahami apa yang bisa diterima oleh tubuhnya. Dan tentu saja, ia bisa mengontrol jumlah makanan yang masuk ke dalam tubuh.
Kemampuan untuk mengontrol jumlah makanan yang masuk ke dalam tubuh mendukung kebiasaan olahraga yang rutin ia lakukan. Hal tersebut buksan saja terlihat dari bentuk tubuh yang ideal, tapi juga dari stamina ketika Indah tampil bernyanyi. “Sehari aku nyanyi bisa di tiga tempat. Kalau aku nggak fit, itu berat sekali,” jelasnya. Dengan kebiasaan sehatnya ini pula ia jadi lebih tahu bagaimana mengatur energi yang harus dikeluarkan,
Bagi Indah, tubuh yang terasa nyaman membuat ia lebih percaya diri. Dan kenyamanan itu juga ia temukan dari melakukan olahraga yang ia sukai terlebih dahulu, seperti dance dan yoga. Barulah setelah itu ia tambah dengan olahraga yang bisa membantu tubuhnya lebih proporsional seperti weight training.
Indah mengaku, menentukan target yang masuk di akal dalam gaya hidup sehatnya akan ‘memaksa’ dirinya untuk konsisten berolahraga dan menjaga pola makan. “Masa sudah olahraga sedemikian rupa, aku makan seenak-enaknya?” Indah menegaskan.
Indah sadar, jika ia tidak disiplin, tidak mudah mendapatkan tubuh idealnya kembali. “Soalnya, misalkan berat badanku naik 10 kg dalam 10 tahun, menurunkannya tidak mungkin enam bulan saja, dong,” ujarnya sambil tertawa.
Foto: Dachri M.S
Pengarah gaya: Siti H. Hanifiah