Salah satu cita-cita Nonita Respati ketika serius menekuni profesi desainer fashihon adalah mengangkat wastra Nusantara ke tingkat internasional.
Ia menggarap batik, yang menjadi warisan di keluarganya, juga teknik ikat-celup atau tie-dye, lewat labelnya, Purana.
Di Jakarta Fashion Week 2019, Nonita bersama Purana mempersembahkan koleksi dari shibori (teknik ikat-celup khas Jepang), yang menerapkan teknik pewarnaan shibori dari pewarna alam. Ia mengolah dedaunan, kayu, kulit kayu, kulit kopi, sarunduk, hisik-hisik, dan masih banyak lagi.
Dalam fashion show Humbang Shibori x Purana di Fashion Tent (25 Oktober 2018), Purana mengangkat teknik tie-dye dari Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatra Utara.
Bahan linen, sutra, dan sifon yang digunakan pun terbuat dari serat alam. Limbah pewarna alam akan diolah kembali menjadi pupuk yang bermanfaat untuk lingkungan. "Kami berusaha meneraplan zero waste fabric dalam koleksi ini," jelas Nonita, dalam siaran pers.
Nonita mengolah kain-kain cantik dalam palet warna alam yang teduh menjadi koleksi resort chic. Siluet longgar, juga padu padan yang seksi, mendominasi koleksi ini.
"Sebanyak 48 koleksi dengan satuan items yang sangat komersial mewarnai koleksi Humbang Shibori x Purana ini," ujar Dumasi M.M Samosir, Pembina Rumah Kreatif Sinar Mas, yang mengembangkan para perajin Humbang Shibori.
Koleksi ready-to-wear ramah lingkungan yang tak boleh Anda lewatkan.
Foto: Image.net/Jakarta Fashion Week 2019