Pendidikan anak tak hanya sederet kurikulum yang diajarkan di sekolah. Wanita ini berupaya mengisi celah yang belum terpenuhi oleh pendidikan formal.
Sepak terjangnya di dunia pendidikan tak diragukan lagi. Henny Supolo Sitepu adalah salah satu pendiri sekolah Al-Izhar Pondok Labu, Jakarta Selatan, dan menjadi pendidik di sana selama 30 tahun. Setiap tahunnya sekolah tersebut banyak didatangi para guru untuk observasi. Artinya, kebutuhan guru-guru untuk berbagi sangat tinggi.
Maka ketika tahun 2006 ada tawaran suntikan dana dari perusahaan manajemen investasi untuk guru, rekan-rekan Henny membentuk Yayasan Cahaya Guru (YCG). Henny bersedia saat dipercaya menjadi Ketua Badan Pengurus YCG. Perusahaan investasi ini mengelola dana masyarakat dalam bentuk reksadana yang separuh keuntungannya diberikan untuk YCG.
Kemudian, YCG mulai melakukan pendampingan guru dengan fokus pada tiga hal: Meningkatkan profesionalitas guru dengan seminar, pelatihan yang membantu dalam peningkatan sumber belajar dan sarana pembelajaran, serta meningkatkan kesejahteraan guru.
“Awalnya kami membuat pelatihanpelatihan pengelolaan kelas dengan basis potensi lingkungan,” ujar Henny saat ditemui di kantor YCG di Jakarta. YCG awalnya berfokus agar guru memperhatikan fasilitas apa yang ada di sekitar sekolah yang bisa dimasukkan ke dalam kelas agar kegiatan pembelajaran lebih bermakna. Seminar-seminar dan pelatihan diberikan
YCG untuk guru-guru di sekolah negeri dan sekolah-sekolah yang kurang beruntung. Kawasan Jabodetabek hingga Jawa serta sebagian Sumatra dan Kalimantan telah dijangkau YCG. Sekitar 12 ribu guru sudah memetik manfaat pelatihan ini.
“Dalam perjalanan waktu, kami melihat ada isu lain. Kita tahu kekerasan atas nama agama makin tinggi. Anak-anak kita tidak bisa dilepaskan dari apa yang terjadi di masyarakat. Kita perlu mendampingi sekolah untuk menjadi penyemai keberagaman,” ungkap Henny