Mendengarkan cerita mereka berdua, rasanya Hanung lebih memegang peran sebagai mentor bagi Zaskia yang punya banyak pemikiran baru, tapi kerap terjebak oleh opini masyarakat. Hanung sudah terbiasa menghadapi orang-orang yang ‘memojokkan’ gagasangagasannya, tapi tidak demikian dengan Zaskia. Ia begitu kecewa ketika film debut yang ia produseri menuai kontroversi.
“Waktu itu goal-nya adalah membuat tontonan komersial yang ditujukan untuk wanita berhijab. Zaskia bermaksud memotret kehidupan wanita berhijab yang dekat dengan kehidupannya sehari-hari. Ini realita yang belum terangkat,” jelas Hanung. Namun ternyata respons masyarakat menyudutkan mereka. Film ini dianggap menghina Islam.
Bagaimanapun, pasangan ini sepertinya tak bermaksud membuat film religi dengan imaji yang sudah terpatri di benak masyarakat kebanyakan. “Goalnya jelas, jadi ya sudah kita buat film seperti itu. Ketika goal-nya belum berhasil, kami tak saling menyalahkan, tapi introspeksi,” Hanung menambahkan.
Bekerja sama dalam satu proyek film seperti Hijab jelas memberi pelajaran baru bagi pasangan ini. Zaskia sendiri selalu bersyukur bersuamikan Hanung yang memberinya banyak kebebasan. “Mungkin kalau saya nggak sama dia, saya masih nyaman saja menjadi aktris dan menjalankan ide-ide orang lain, dan menjadi orang lain,” ujar Zaskia mantap, disertai seulas senyum yang menyiratkan kebahagiaannya.
[Simak cerita kompaknya Jeffry Waworuntu dan Ruth Sahayana di sini]
Foto: Denny Herliyanso
Pengarah gaya; Erin Metasari