Mengapa Grace memilih politik sebagai langkah hidup berikutnya? “Sebab, kita semua ingin Indonesia berdiri kokoh sebagai negara Pancasila yang maju di masa depan. Dan itu dimulai dengan membenahi orang-orang yang duduk sebagai wakil rakyat.
“Mereka yang ada di kursi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) harus seseorang yang paham masalah dan tahu apa yang harus ia lakukan. Dan kami bercita-cita PSI mampu menarik orang-orang yang kompeten untuk masuk ke politik dan ikut mengubah Indonesia menjadi semakin baik.”
Minat Grace pada politik bukan tanpa sebab. Ia begitu resah menyaksikan perkara korupsi yang tak kunjung usai di Indonesia. Masuk ke ranah politik, ia menetapkan dua agenda utama yang jadi fokus Grace dan rekan-rekan seperjuangannya: Melawan korupsi dan memberantas intoleransi.
“Dua masalah utama Indonesia saat ini. Korupsi menyebabkan kemiskinan, anak-anak putus sekolah, dana kesehatan berkurang, perbaikan jalan tidak diselesaikan. Korupsi itu betul-betul menyusahkan dan merugikan negara,” ungkap Grace antusias.
Selain perilaku korup, ia menganggap sikap intoleran sangat berbahaya. “Sikap yang merasa bahwa perbedaan itu ancaman. Padahal sebagai bangsa Indonesia sudah sepatutnya kita merayakan kebhinekaan.”
Kini Grace telah berada di ranah politik, yang erat dengan kekuasaan dan punya sejuta kemungkinan yang bisa saja mengubah sikapnya. Ia paham istilah ‘power tends to corrupt’ bisa terjadi pada siapa saja, termasuk dirinya.
“Harus ada sistem yang membentengi diri kita. Di PSI, kami tengah menyiapkan aplikasi berbasis teknologi yang menempatkan pejabat publik selalu berada dalam pengawasan. Sebaik dan secerdas apa pun, jika tidak diawasi, sangat mungkin jatuh pada godaan saat kita berkuasa.
“Kita tidak bisa hanya mengandalkan moral dan akhlak semata. Harus ada sistem pengawasan. Mirip seperti aplikasi Qlue yang telah dibuat oleh Pemprov DKI Jakarta,” ujar Grace.
Berada di ranah maskulin menyadarkan Grace Natalie untuk bekerja dua kali lebih keras. Apalagi selain menekuni perannya di partai politik, ia juga berperan sebagai seorang istri dan ibu dari dua orang anak. “Saya sungguh ingin berkontribusi untuk bangsa ini, tetapi juga tidak ingin gagal sebagai seorang istri dan ibu,” katanya.
Kelak, saat sang anak berusia lima tahun, Grace ingin mengajak anaknya sesekali ke kantor untuk melihat apa yang ibunya kerjakan.
“Saya ingin dia mengerti apa yang ibunya perjuangkan untuk Indonesia. Anak-anak saya juga harus mengetahui gambaran negara Indonesia agar rasa cinta tanah air dapat tumbuh sejak ia kecil,” Grace menutup perbincangan.
Foto: Adeli Arifin
Rias wajah: Mimi Kwok (0813-10339200)
Pengarah gaya: Astrid Bestari
Artikel ini dimuat di Majalah Dewi edisi Januari 2018
Klik dewimagazine.com untuk artikel profil, gaya hidup, dan fashion lainnya