Delapan tahun berkarier sebagai wartawan di televisi, Grace lantas bergabung dalam Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), sebuah lembaga survei dan konsultasi politik, yang hasil surveinya kerap menjadi acuan media massa, partai politik, dan pengambil kebijakan. Grace menduduki posisi Chief Executive Officer.
Di sini Grace kemudian mengenal politik lebih dalam. “Awalnya memang terasa sangat menyenangkan di dunia media. Bahkan bisa dibilang terlalu nyaman. Saya merasa seperti gelas kosong yang terus diisi dengan belajar. Tetapi ketika gelas terasa penuh, ruang untuk terisi jadi lebih sedikit. Sejak itu saya memutuskan untuk mencari pengalaman yang berbeda.”
Dua tahun bergelut dengan bidang penelitian dan konsultasi politik, Grace merasa hidupnya kian berwarna.
Teman-teman baru, cara pandang yang lain, dan kemampuan menyikapi politik secara berbeda.
“Saat kerja di SMRC, saya pernah mendampingi seorang bupati, kinerjanya bagus, dan dicintai rakyat. Waktu dia hendak maju di Pemilihan Gubernur, dia keluar uang sekian banyaknya. Uang sudah dikeluarkan, namun tidak dapat dukungan. Miris sekali melihat hal ini,” ungkap Grace.
Sejak itu, Grace tergugah hatinya untuk mendirikan partai politik baru yang bersih dan dapat dipercaya.
“Intinya, kita ingin ada medium di mana seseorang diukur berdasarkan kinerjanya. Bukan melihat apa agamanya, suku, atau rasnya. Yang utama adalah bagaimana kita semua sama-sama berkontribusi, berperan aktif positif demi negara kita Indonesia,” ujarnya.
Grace Natalie mendirikan Partai Solidaritas Indonesia bersama Isyana Bagoes Oka, Raja Juli Antoni, dan Sumardy. Didirikan tahun 2014, setelah Pemilihan Presiden menyatakan Joko Widodo terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia periode 2014-2019. Partai Solidaritas Indonesia, disingkat PSI, membawa identitas yang berasaskan kebajikan dan keragaman.
“Bahwa politik sejatinya adalah hal yang baik. Meski kini kata ‘baik’ dan ‘politik’ lebih sering bersimpang jalan. PSI hadir untuk mendekatkan kembali politik kepada kebajikan,” ujar Grace.
Inilah alasan Grace Natalie memilih politik dalam hidupnya