Saya dan istri saya bekerja full time. Istri saya tidak suka memasak. Saya juga. Namun mau tidak mau saya harus memasak untuk keluarga.
Saya sebenarnya tidak keberatan, hingga pada suatu Kamis malam, saya jadi kesal. Apa, sih, susahnya bagi istri saya untuk membantu memotong-motong daging yang sudah saya rebus sebelumnya?
Kenyataannya memang hal itu menyebalkan bagi istri saya, walaupun saya belum pernah benar-benar menanyakan langsung kepadanya.
Menurut seorang ahli terapi keluarga Terrence Real, masalah ini adalah jelas kesalahan saya. Dalam buku terbarunya, The New Rules of Marriage: A Breakthrough Program for 21st-Century Relationship, Real menyarankan bahwa Anda bisa mendapatkan yang Anda inginkan (entah itu seks yang lebih sering, mendapat izin untuk main futsal, bahkan gulai otak sekalipun) hanya jika Anda membujuknya.
Saya tak pernah minta break sejenak dari memasak demi menjaga agar makanan tetap terhidang di meja makan. Akibatnya, saya jadi kesal kalau istri saya (yang saya akui juga kelelahan) jarang membantu. Ia tidak sadar bahwa saya menganggap situasi ini, istilah Real, "konstan, kumulatif, dan korosif."
Bagaimana ia bisa tahu? Yang ia lihat hanyalah saya yang dingin menanggapinya Kamis malam waktu itu.
Untuk solusi atas permasalahan ini, Real memberikan resep sebuah taktik yang egois namun terkesan halus. Tanyakan kepadanya, "Bagaimana kalau saya membantu kamu untuk melakukan yang saya inginkan?"
Dalam kasus saya, ini artinya berbelanja bahan-bahan yang akan dimasaknya dalam perjalanan pulang kantor. Atau, mungkin bisa juga berarti saya harus merapikan baju-baju sementara dia mengulek sambal.
Intinya, pria perlu bertindak untuk keluar dari masalah ini. Segeralah bangkit dari tempat duduk Anda. Segera lakukan sesuatu. Keluarkan baju dari mesin pengering. Hadiahnya: Anda akan mendapatkan lebih dari yang Anda inginkan... apa pun itu.
Berikut program yang disarankan Real bagi para suami Anda di abad ke-21:
1. Jalankan rumah tangga selayaknya bisnis
“Mulailah dengan menanyakan apa yang Anda inginkan,” kata Real, ”bukannya mengeluhkan yang tidak Anda dapatkan.”
2. Buat kesepakatan
Beritahukan dia rencana Anda. Katakan sesuatu seperti, ”Saya akan masak kalau kamu yang cuci piring.”
3. Layani dengan sepenuh hati
Ketika ia memerlukan sesuatu, tanyakan kepada diri Anda sendiri, apa yang harus Anda korbankan. ”Sering kali, korbannya adalah harga diri," kata Real, "dan mempertahankan harga diri semacam ini tidak mencerminkan kejantanan, malah suatu kebodohan.”
4. Saling mengecek jadwal
Ambil waktu setiap minggu untuk saling mengecek. Sambil menonton acara favorit dan mengudap camilan favorit, dan katakan, ”Sayang, apa saja yah yang sudah kita berdua lakukan.”
5. Jangan mundur
Jika Anda sedang tidak senang dengan situasinya, utarakan kepadanya dengan cara yang membangun. Terangkan bahwa Anda sudah berusaha memberi lebih, namun ia kelihatannya masih belum melakukan hal yang sama. Anda harus mau terima kalau ia ngambek juga.
Foto: 123RF