Wanita berusia 66 tahun ini adalah seorang konsultan SDM dan pebisnis furnitur.
Kali ini Eileen Rachman bercerita soal menumbuhkan SDM dan membangun jiwa kepemimpinan.
Saya merasa bahwa apa yang saya capai sekarang tidak lepas dari peran keluarga. Ada orang yang bilang bahwa dia menjadi seperti sekarang karena dirinya sendiri. Tapi saya tidak. Saya memiliki hubungan erat dengan keluarga, dan ingin selalu berkomunikasi dengan mereka. Dengan berbicara, kami bisa saling mengisi.
Belajar psikologi sebetulnya tidak ada dalam cita-cita saya. Dulu, hidup saya lebih seperti orang Jawa: Jalani saja. Saya hanya mengerjakan yang terbaik dan menabung. Memang, dari situ kita bisa memutar uang dan berbisnis. Tapi itu tidak selalu bagus.
Seseorang harus punya visi dan misi, serta menjalankan dengan kualtias prima. Bisnis furnitur adalah bagian dari passion, karena saya pernah sekolah arsitektur. Dulu, designed furniture tak dijual di Indonesia. Kini, banyak orang menggarapnya sebagai komoditi. Saya tetap menganggap designed furniture sesuatu yang berarti. Berguna untuk kesehatan jiwa, dan
membuat otak kanan bekerja.
Kiat sukses bisnis saya adalah memimpin dengan prinsip. Itu yang tidak bisa digoyang dan ditawar. Untuk bisnis furniture Decorus, misalnya. Prinsipnya, gedung Decorus harus sebersih gedung baru. Dari situ bisnis akan berputar—gedung akan didatangi pelanggan, disewa, dan akan terus terasa nyaman
Yang paling menarik dari membangun bisnis adalah soal manusia. Banyak yang tidak percaya bahwa pilihan sumber daya manusia (SDM) yang baiklah yang dapat membuat perusahaan berjalan. Orang mendahulukan bisnis, penjualan, dan tidak memikirkan orang. Mereka menganggap SDM sebagai beban. Itu yang paling salah.
Dalam berbisnis, kadang saya merasa terpuruk. Misalnya, ketika klien meninggalkan kami. Rasanya setengah mati. Apa yang saya lakukan adalah diam sejenak, kemudian mengumpulkan orang-orang dan mengomunikasikan kondisi itu. Saya juga kerap menulis pesan WhatsApp panjang-lebar kepada semua staf. Saya rasa itu yang menyelamatkan perusahaan. Setelah itu, ada saja karyawan yang memberi saya spirit, energi, juga dorongan. Dan tentu saja, ide.