Pemotretan hari itu adalah pemotretan cover paling pagi sepanjang sejarah PESONA.
Sejak pukul tujuh pagi Dewi Lestari sudah tiba di Djule Kofi di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, dan langsung didandani. Ia memesan secangkir cappuccino dan meminumnya di sela-sela wawancara dan makeup. “Suka tapi bukan peminum berat,” ungkapnya saat saya tanya soal kopi.
Penulis buku dengan nama pena Dee itu terkejut karena akan difoto oleh Tompi. “Saya tahu Tompi memang hobi fotografi, tapi baru tahu kalau sekarang sudah sampai ke ranah foto cover atau fashion,” ujar Dee.
Tompi sendiri mengaku tidak begitu dekat dengan Dee, tetapi ia adalah pengagum berat Dee. “Terutama kalau menulis lirik. Lagu yang ia tulis buat Marcell yang kemudian ia nyanyikan sendiri (Firasat—red). Saya langsung kagum. Cara dia bertutur, cara dia menceritakan sesuatu itu berbeda. Ternyata karena dia memang penulis,” ungkap Tompi.
Tak sulit menemukan chemistry di antara mereka. Panggilan “elo-gue” yang digunakan Tompi selama mengarahkan gaya membantu menciptakan suasana kasual. “Coba senyum yang ikhlas, yang lepas,” kata Tompi, sambil ikut mempraktikkan senyum lepas sehingga Dee dapat mengikutinya.
Selain memotret dari dekat, Tompi memotret dari jauh. “Coba elo keluar, pura-puranya menunggu seseorang sambil meluk buku,” begitu Tompi menyarankan. Tompi dengan sigap memotret saat Dee sudah berjalan ke luar sambil memeluk buku.
Saat barista Djule Kofi memutar lagu “Weather With You” dari band Crowded House, Dee langsung antusias. “Jarang ada kafe memutar lagu ini!” seru Dee. Ia pun bernyanyi sambil sesekali bergoyang. Melihat itu, Tompi malah senang. “Sambil nyanyi terus ya, gue ambil (foto) dari atas,” seru Tompi lalu menaiki tangga menuju lantai dua.
Pemotretan itu berlangsung lancar, ditambah cahaya matahari pagi yang cerah, membuat hasil foto jadi lebih natural.
Busana: Major Minor Maha