Jumat, 10 Maret 2016, jam 04.00
Brumm… Pak Bram memacu Daihatsu Grand Max itu melintasi jalanan Cipanas yang sempit, berkelok-kelok dan naik-turun menuju Jakarta. Matahari belum lagi kelihatan batang hidungnya. Saat itu saya dan Bayam Hijau sudah berada di antara tumpukan boks di belakang mobil. Badan kami pasrah mengayun seiring gaya gravitasi yang muncul di tikungan-tikungan tajam.
Pak Bram orang yang supel. Tubuhnya tinggi dan berisi, berkat latihan beladiri. Selain tato yang memenuhi betis kanan, ia gemar memakai perhiasan: Anting di telinga kiri, tiga gelang warna perak di pergelangan tangan kanan, dan tiga cincin tengkorak berbagai ukuran di jemari-jemarinya.
Dari dalam boks, kami hanya bisa mendengar playlist lagu Pak Bram memecah keheningan pagi: Knocking On Heaven’s Door nya Guns N’ Roses, Pesawat Tempur dari Iwan Fals, hingga lagu Ruang Rindu oleh Letto, versi disko Pantura.
Oh, iya… Saya masih berhutang cerita! Mengenai food waste di bagian tengah rantai distribusi, seperti yang Anda lihat, saya dan Bayam Hijau berada dalam keadaan aman – meski sesekali terguncang. Packaging rapi dan alat transportasi memadai membuat perjalanan lancar. Intinya, tak ada satupun saudara kami yang hilang dalam tugas.
Jumat, 10 Maret 2016, jam 10.00
Nama saya Bayam Merah. Saya sedang beristirahat di mangkuk ketika chef itu datang dan memainkan tangan terampilnya. Bagai gladi resik model fashion show, ia mengatur posisi kami, lantas menyajikan ke konsumen dengan tajuk Burgreens Matah Salad.
Ah, itu dia si Bayam Hijau (lihat gambar kiri atas). Dengan metode pengolahan rahasia, ia kini berubah bentuk layaknya daging hamburger. Beberapa sayuran lain, seperti jamur dan kacang-kacangan, juga tampil seperti hamburger. Kalau operasi plastik, ini pasti bikinan Korea. Bayam Hijau tentu senang sekali.
Saya sendiri senang dengan penampilan ini. Tak hanya cantik secara fisik (lihat gambar di bawah), dalam kondisi segar dan didampingi teman-teman organik lain, kami yakin bisa memberi manfaat lebih banyak bagi tubuh Anda. Tentu saja, tanpa melupakan citarasa di lidah Anda.
Selamat makan!
Foto: Bayu Maitra
[Baca juga tentang mitos dan fakta di balik tren clean eating]