Halo! Kami bayam bersaudara. Lewat perjalanan ini, kami ingin menunjukan bagaimana farm-to-table bisa berkontribusi terhadap ketahanan pangan negeri ini.
Jumat, 11 Maret 2016, jam 09.30
Nama saya Bayam Merah. Anda mungkin jarang mendengarnya, atau bahkan melihat perawakannya. Ya, ya… Sepupu saya, Si Bayam Hijau, memang lebih tenar, meski sesungguhnya kami cuma berbeda warna kulit. Siapa sangka masalah kaum homo sapiens juga ada di dunia kami.
Konon, saya kalah pamor karena saat dimasak menjadi bobor, saya selalu membuat kuah jadi semerah darah. Tak heran banyak orang jadi ngeri. Tapi sudahlah, saya bukan tipe pencemburu. Berbeda dari kisah Si Bawang Merah dan Bawang Putih yang mirip drama sinetron, Bayam Merah dan Bayam Hijau tetap bersahabat.
Pagi tadi kami baru saja sampai di restoran Burgreens di kawasan Rempoa, Jakarta Selatan. Perjalanan dari rumah kami, satu pertanian di Cipanas, Bogor, cuma memakan waktu satu setengah jam. Kami memang berangkat di pagi buta. Senang rasanya bisa tiba dalam kondisi segar.
Saat ini, saya sedang beristirahat di mangkuk, bersanding dengan para teman seperjuangan, seperti selada, pokcay dan toge. Saudara saya, Si Bayam Hijau, sepertinya sedang istirahat di dapur. Ia mesti melalui proses pengolahan lagi sebelum disajikan.
Bagaikan gladi resik model fashion show, kini kami tinggal menunggu tangan-tangan terampil chef untuk mengatur koreografi, sebelum tampil ke hadapan konsumen dengan tajuk Burgreens Matah Salad.
Oh, iya. Burgreens ini adalah restoran menarik. Helga Angelina dan chef Max Mandias mendirikannya pada November 2013 dengan konsep restoran sehat dan organik. Namun satu hal yang membuatnya lebih unik adalah soal menu “farm-to-table”.
Farm-to-table, secara umum, merupakan istilah yang mengacu pada tahapan produksi makanan, mulai dari panen, penyimpaan, pengemasan, penjualan hingga konsumsi.
Dalam konteks bisnis kuliner, menerapkan farm-to-table berarti memperhatikan secara detail setiap mata rantai. Sederhananya, restoran akan meningkatkan dan menjaga kualitas bahan pangan mereka dengan memperpendek mata rantai distribusi. Seperti yang Burgreens lakukan.
Tetapi bagaimana mekanismenya, dan apa saja manfaat dari farm-to-table? Nah, mumpung saya masih punya waktu, saya mau bercerita sedikit soal itu. Mari kita mulai dari…