Selama 16 tahun ia bekerja sebagai graphic designer di berbagai perusahaan. Keputusannya berhenti bekerja malah mengantarnya menjadi pengusaha sukses.
Erin adalah pendiri Sepiring Indonesia—sebuah brand yang mengeluarkan produk home decor, stationery, dan fashion dengan desain budaya Indonesia. Didirikan 2013, kini Sepiring Indonesia telah ada di 15 titik di seluruh Indonesia. Produknya ada di mal ternama, hingga di Terminal 2 Internasional, Bandara Soekarno Hatta.
Setelah berhenti bekerja, Erin mengikuti kompetisi Jakarta Souvenir Design Award (JSDA) pada 2012. Kompetisi ini diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk memperbaiki mutu dan kreativitas suvenir Jakarta. Lewat desainnya yang berjudul Joged Jakarta, Erin memenangkan Best Design.
Seperangkat alat makan berwarna semarak menarik perhatian juri. Tampak ada gambar abang-none Jakarta, penari Yapong, tanjidor, dan roti buaya. “Saya antusias sekali ikut lomba karena Jakarta itu sangat menarik untuk diulik. Ada akulturasi dari berbagai budaya, dari Cina, Portugis, Arab, India, Belanda, dan orang Betawi sendiri. Sekarang ditambah lagi dengan pendatang dari suku-suku lain,” kata Erin.
Setelah menang, Erin ditantang Roland Adam yang saat itu merupakan Ketua Juri dan rekannya Frank Hijmans untuk menciptakan piring dengan gambar budaya Indonesia yang lain. Hasilnya adalah satu set piring yang terdiri atas enam piring bergambar budaya Indonesia.
Melengkapi desain Joged Jakarta, ada piring bergambar budaya Jawa Tengah, Bugis, Bali, Padang, dan Dayak. Erin mengajak rekan kerjanya sewaktu di perusahaan multinasional untuk membantu. Ia adalah Jasmyne Oei.
Dengan kemampuan Jasmyne di bidang marketing, ia diberi wewenang menentukan toko atau bazar untuk tempat berjualan. Dari hanya berjualan piring, Sepiring Indonesia memperluas produknya menjadi tas, dompet, sarung bantal, tatakan piring, hingga gelas.
Salah satu rahasia sukses Sepiring Indonesia tak lepas dari kegigihan Erin dalam meriset. Misalnya di koleksi Batavia 1920 yang salah satunya dinamai Cuci-cuci Ciliwung. “Ada satu tempat khusus di Ciliwung itu yang bersih banget. Kemudian Pemerintah Hindia Belanda membuat laundry yang memang bagus sekali di sana. Sampai ada jalan namanya Petojo Binatu,” kata Erin.
Sikap tak mudah puas juga menjadi kunci kesuksesan mereka. Agar bisa masuk ke department store ternama, produk keramik Sepiring Indonesia harus berlogo SNI. Sebagai solusi, piring yang mulanya diproduksi oleh UKM dipindah pembuatannya ke pabrik perusahaan keramik sejak 2015.
Sepiring Indonesia juga menerima pesanan merchandise. Tiga tahun belakangan, sebuah bank swasta terbesar di Indonesia memesan merchandise berupa mug dan tatakan gelas. Selain itu, department store asal Jepang memesan tote bag bergambar wanita Jepang berkimono. “Sekarang ini Sepiring Indonesia sudah mulai membuat culture untuk bangsa lain,” kata Erin.
Dari hanya memiliki enam desain, kini Sepiring Indonesia sudah memiliki 50 desain. Cita-cita selanjutnya adalah ekspor. Tujuannya agar bisa memajukan UKM. Dengan kualitas tinggi, harga tetap terjangkau. “Kami nggak mau harganya terlalu mahal, karena kami ingin semua orang Indonesia juga bisa memiliki produk ini,” pungkas Erin.
Foto: Honda Tranggono
Pengarah gaya: Siti H. Hanifiah
Rias wajah dan rambut: Ina Juntak