Sudah sejak lama saya mendengar tentang Elizabeth Wahyu. Namanya mulai populer sejak tahun 2000-an awal.
Ketika menonton televisi, pasti ada saja tulisan “Accessories by Elizabeth Wahyu” mengiringi ajang-ajang pencarian bakat atau pemilihan putri kecantikan. Kalung dan anting dengan beragam desain—dari kasual hingga mewah—sering saya lihat di televisi.
Lalu saya pun penasaran, seperti apa sosok pencipta di balik aksesori dan perhiasan itu, Elizabeth Wahyu?
Rasa keingintahuan itu terbayar ketika saya berkesempatan mengobrol dengannya pada akhir Mei lalu. Ia cantik, kulitnya putih, rambutnya yang sebahu bergerak ke kanan-kiri ketika ia sedang berbicara. Cara bicaranya juga halus dan santun. Ia mulai membuat brand Elizabeth Wahyu Accessories, brand perhiasan aksesorinya, di tahun 2002.
Eliz—panggilan akrabnya—juga berkolaborasi bersama Alleira Group dengan menciptakan lini keduanya, yaitu Darling Rock. Keduanya memiliki style berbeda. Desain Elizabeth Wahyu Accessories terkesan lebih rumit, lebih glamor, dan lebih dewasa.
Diakui Eliz, Elizabeth Wahyu Accessories diciptakan memang bagi para wanita yang sudah matang. Sementara Darling Rock dibuat dengan gaya yang lebih muda, energik, dan kaya warna-warna terang.
Jauh sebelum sukses seperti desainer aksesori seperti sekarang, Eliz adalah ibu rumah tangga yang menjaga putri semata wayangnya yang masih kecil. Ia sempat tinggal di Amerika Serikat karena ikut suaminya yang bekerja di sana. Eliz sendiri merupakan lulusan Business Management & Marketing dari Loyola Marymount University, Los Angeles.
Untuk mengisi waktunya sambil mengurus sang putri, Eliz belajar membuat polymer clay atau lempung yang bisa dibentuk secara otodidak. Dan begitu pulang ke Indonesia, Eliz membuat sebuah kursus kerajinan tangan bernama Blueberry yang berlokasi di Kemang, Jakarta Selatan.
“Akhirnya setelah memutuskan pulang ke Jakarta, saya ‘gatal’, dong. Aduh, bikin apa ya? Kalau di kantor orang tua memang enak, sih. Tapi, kok, nggak satisfying. Akhirnya saya mencoba membuat sekolah craft,” kata Eliz. Orang tua Eliz memiliki usaha di bidang distributor alat-alat tulis dan keperluan bayi bernama PT Daya Tunas Cemerlang.
Waktu itu Blueberry sangat ramai dengan anak-anak, juga ibu rumah tangga yang ingin belajar melukis, membuat karya dari polymer clay, aksesori, dan merajut. Eliz pun mengajar di sana. Sebagai pengajar, awalnya Eliz membuat aksesori hanya untuk iseng-iseng. Tujuannya untuk menarik minat orang agar bergabung ikut kursus.
Ternyata, orang-orang malah membeli aksesori yang dipajang. “Saya belajar bikin perhiasan dan aksesori dari buku-buku Jepang. Zaman dulu, kan, nggak seperti sekarang bisa lihat YouTube,” cerita Eliz. Namanya belajar dari buku Bahasa Jepang, sering kali ia tak paham dengan instruksinya.
Akhirnya, terjadilah proses trial and error. Namun karena keuletannya, Eliz berhasil menguasai cara membuat perhiasan. “Saya cuma lihat gambarnya, kadang sambil menebak-nebak juga. Ini ada tulisan 28, maksudnya mungkin 28 cm kali ya?” kata Eliz. Bagaimana kalau salah? ”Ya kalau salah, ulang lagi dari awal... ha ha ha.”
Saat itu, semakin hari Eliz malah makin disibukkan dengan customer yang ingin membeli aksesorinya. “Waktu saya mengajar kelas polymer clay, akhirnya peserta kursus protes. ‘Ini, kok, mau ngajar polymer clay, tapi sibuknya sama jewelry?’” kenang Eliz.
Ketika ia mengajar, pembeli aksesorinya malah berdatangan sehingga banyak peserta kursus yang terganggu. Eliz yang sedang mengajar kerap meminta waktu keluar kelas untuk melayani pembeli.
Itulah awal mula Eliz memilih untuk serius mengelola sebuah label perhiasan. Dan di tahun 2002, berdirilah Elizabeth Wahyu Accessories. Lokasinya berada tepat di samping kursus kerajinan tangan. Namun karena berbagai alasan, kini butik Elizabeth Wahyu Accessories sudah tak lagi berada di Kemang.
Sudah dua tahun ini butik itu tutup, dan sekarang Elizabeth Wahyu Accessories berlokasi di Pondok Indah Mall lantai 2, tepatnya di dalam toko Darling Rock. Di bulan Agustus, Eliz membuka butik baru di kawasan Pondok Pinang, Jakarta Selatan.
Penasaran, saya bertanya kepada Eliz, apa yang membuatnya bisa seterkenal sekarang? Dari banyaknya desainer perhiasan, namanya masih terus terdengar. “Saya, sih, bersyukur banget karena teman-teman media banyak yang membantu. Zaman dulu mungkin informasi masih belum sebanyak sekarang,” kata Eliz.