Dwayne Johnson, yang sudah lama meninggalkan embel-embel "The Rock," kembali beraksi dalam film yang menonjolkan kekuatannya. Kali ini, gedung super tinggi yang terbakar jadi 'arena'-nya.
Tak bisa dipungkiri jika Dwayne Johnson, 46, adalah salah satu aktor Hollywood paling bankable saat ini. Satu dekade belakangan, hampir semua film yang menempatkannya jadi bintang utama meraih box office. Tahun 2017, tiga film yang dibintanginya semua mmeraup minimal dua kali lipat bujet.
"Skyscraper" yang disutradarai Rawson Marshall Thurber adalah film keduanya tahun ini, dengan film pertama "Rampage" sukses di box office dunia. Dwayne adalah Will Sawyer, yang dulunya agen FBI. Keputusannya dalam sebuah penyanderaan membuat kaki kirinya diamputasi, sehingga ia memakai kaki palsu.
Namun ia menemukan kehidupan baru bersama dokter yang mengoperasinya (Neve Campbell), dan menjadi ayah dari dua anak. Will bekerja sebagai konsultan keamanan untuk The Pearl, gedung canggih setinggi 220 lantai di Hong Kong milik Zhao Long Ji (Chin Han). Ia bekerja di sana berkat bantuan timnya dulu, Ben.
Namun Ben punya rencana lain dengan memanfaatkan Will. Rencana itu makin rumit karena The Pearl yang disabotase sengaja kebakaran. Padahal anak-istri Will ada di atas sana.
Tentu bukan Dwayne Johnson jika karakter yang diperankannya tidak menyelamatkan keluarganya. Aksi menegangkan Will untuk masuk ke gedung canggih jadi tontonan, sekaligus membuat polisi penasaran.
Di dalam gedung, Zhao tahu kalau yang menyabotase gedungnya adalah komplotan Kores Botha (Roland Møller), tentara bayaran yang menginginkan drive berisi data para kliennya. Sementara itu, Will berusaha menyelamatkan keluarganya di tengah kobaran api dalam gedung pencakar langit yang sulit dipadamkan.
Plot seperti ini bisa Anda temukan dalam berbagai versi film dengan embel-embel kata "Inferno," juga franchise film "Die Hard." "Skyscraper" juga punya kekurangan di sana-sini, namun mungkin termaafkan dengan ketegangan usaha Will menyelamatkan keluarganya.
Yang membedakannya tentu saja kekuatan Dwayne (lihat saja adegan ia menahan jembatan demi istrinya, atau berayun menuju turbin gedung), tapi juga kepasrahannya. Ketika tahu ia dan putrinya sulit untuk selamat, Will hanya memeluk sang putri sambil menenangkannya. Peran istrinya, dokter militer yang tiga kali bertugas di Afganistan, juga wanita tangguh. Ia bahkan menjadi penentu keselamatan Will.
Seusai nonton, beberapa penonton remaja (karena film ini untuk 13 tahun ke atas) mengatakan, "Gue menangis, nih, terharu." Ketika teman-temannya heran, ia menambahkan, "Gue suka, family comes first!" Setidaknya, pesan yang ingin disampaikan Dwayne Johnson cukup mengena....
Foto: Universal Pictures