Begitu dalam duka yang dialami Howard, ia memilih menyendiri sepanjang waktu. Ia bahkan mengabaikan manajemen agensi periklanan yang didirkannya bersama Whit (Edward Norton), Claire (Kate Winslet), dan Simon (Michael Pena). Terancam kehilangan banyak hal dari perusahaan bersama ini, Whit, Claire, dan Simon pun menyusun cara agar Howard mengambil langkah terakhir yang bisa menyelamatkan mereka semua.
Di awal cerita, digambarkan seorang Howard yang begitu hidup dan positif. Di hadapan timnya di kantor, ia menyatakan keyakinannya pada tiga hal penting dalam hidup ini, yaitu cinta, waktu, dan kematian. Sayangnya, tak lama setelah cerita mengenalkan kita pada versi Howard yang ini, kekecewaan mendalam menghantam Howard keras-keras sehingga ia kehilangan kepercayaan pada tiga hal tersebut. Ia larut dalam kesedihannya, dan mengabaikan perusahaan yang ia rintis.
Lelah, kecewa, bingung, dan tua, Howard sering termenung menatap gerombolan anjing di taman penitipan hewan. Beberapa kali juga ia digambarkan frustrasi mengayuh sepedanya, melawan arus kendaraan di jalanan. Ia pun kerap mengamati sebuah support group bagi para orang tua yang juga kehilangan anak-anak mereka. Tapi Howard perlu waktu lama baginya untuk bisa masuk dan bergabung, setelah Madeleine (Naomi Harris) beberapa kali menunjukkan simpatinya.
Hingga suatu waktu, ketika ia masih terjaga di tengah malam, Howard menulis tiga surat dan mengeposkannya. Anehnya, ia tak mengalamatkan surat-suratnya ini kepada seseorang, melainkan kepada beberapa hal abstrak yaitu cinta, waktu, dan kematian. Tiga hal abstrak yang ia pegang kuat-kuat dan dikisahkan sejak awal cerita bergulir. Yang ajaib bagi Howard, ketiga hal abstrak ini mendadak muncul dan menceramahinya ini-itu, tak terima dengan kata-kata yang Howard tulis dalam suratnya kepada mereka.
Ada banyak hal lucu dan mengharukan dalam film ini. Kemunculan Kematian, Cinta, dan Waktu saja bisa menjadi humor bagi para penontonnya. Relasi antara Kematian (Hellen Mirren) dengan Simon, Cinta (Keira Knightley) dengan Whit si duda tampan, juga Claire dan sang Waktu (Jacob Lattimore) menjadi cerita tersendiri dalam keseluruhan kisah ini. Walau terkesan naïf, ketiga hal abstrak ini memberikan satu pemahaman penting bagi kehidupan Whit, Claire, dan Simon dengan permasalahan mereka masing-masing.
Sayangnya proses pencerahan yang dialami Howard terasa kurang mengena. Tahu-tahu, Howard sudah berada di ruang kantornya dan tersadar bahwa sudah waktunya untuk menerima kepergian putrinya. Ada lagi momen janggal ketika Madeleine secara ‘tak sengaja’ menjelaskan soal judul film ini dalam sebuah percakapan bersama Howard. Beberapa hal dalam film ini terkesan sebagai kebetulan belaka/
Di luar kekurangan film ini (yang dibabat kritisi film Amerika), "Collateral Beauty" membawa pesan soal kehidupan. Tak perlu Anda habiskan waktu dan energi pada satu hal saja hingga waktu berjalan tanpa bisa diputar kembali. Intinya, move on dengan bijak.
Foto: Warner Bros. Pictures