Salah satu bentuk partisipasi yang bisa dilakukan para desainer Indonesia dalam melawan pandemi Covid-19 adalah menyediakan masker dan alat pelindung diri (APD).
Sudah banyak desainer Indonesia yang memproduksi masker kain, sebagai opsi masker untuk masyarakat karena masker bedah (surgical mask) makin langka, walau masker kain bukan untuk petugas medis.
Selain itu, para desainer Indonesia banyak yang mengalihkan workshop-nya untuk memproduksi alat pelindung diri atau APD bagi petugas medis, serta peralatan petugas medis lain.
Di antara mereka adalah Anne Avantie, yang mengubah fokus workshop-nya untuk membuat alat pelindung diri bagi petugas medis.
Begitu pula dengan Cotton Ink, yang menggalang dana bersama Kitabisa.com untuk memproduksi 10 ribu hazmat suit. Tentunya Cotton Ink telah mendiskusikan standardisasi hazmat suit dengan dokter rumah sakit.
Sementara desainer dari Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI) bersama desainer dan label fashion Indonesia lainnya berkolaborasi dengan Yayasan Project Indonesia menggalang dana membuat APD.
Mereka adalah Hian Tjen, Yogie Pratama, Andreas Odang, Danny Satriadi, Liliana Lim, Rinaldy A. Yunardi, Era Soekamto, Stella Rissa, Priyo Oktaviano, Mel Ahyar, Rusly Tjohnardi, Imelda Kartini, Albert Yanuar, dan Marisa Purnama (label M by Mischa dan by Mischa).
Sebelumnya Danny Satriadi (Pemenang I LPM 2003), Hian Tjen (Pemenang Favorit LPM 2007), dan Yogie Pratama membantu teman dokter mereka membuat surgical gown dari bahan yang tersedia. Surgical gown juga dibutuhkan petugas medis bersama APD lainnya.
Nama-nama di atas hanya sebagian kecil dari desainer Indonesia yang mengadakan inisiatif serupa dalam membantu memerangi Covid-19. Dari mengolah kembali bahan mereka untuk APD seperti Fbudi, Bateeq, maupun membuat masker kain, seperti Sejauh Mata Memandang, Cynthia Tan (Pemenang III LPM 2011), ATS The Label, Alexalexa, hingga Ai Syarif 1965 dan Ivan Gunawan.
Memproduksi APD ini tak hanya membantu petugas medis, tapi juga membuat para penjahit UKM tetap mendapatkan pekerjaan, setelah pekerjaan fashion banyak dibatalkan.
Bahan: Wanita.Network, dewimagazine.com
Foto hanya ilustrasi