Di era digital, banyak pintu untuk menggalang dana terbuka—terutama bagi mereka yang bermain di industri kreatif. Crowdfunding adalah salah satunya.
Syuting film Ada Apa Dengan Cinta (AADC 2) baru saja usai ketika saya berkesempatan mengobrol dengan Mandy, sapaan Amanda Marahimin, perempuan berusia 40 tahun yang menjadi line producer film tersebut. Obrolan kami adalah seputar dana.
Dana adalah persoalan mendasar dalam setiap proyek. Ia bahkan nyaris menjadi klise. Lama berkecimpung di dunia film, Amanda Marahimin mengerti bahwa industri kreatif membutuhkan alternatif pendanaan. “Ada banyak inovasi yang dibuat, tapi kendala ada di pendanaan,” jelas Mandy.
Menurut Mandy, pemberi dana biasanya dari investor pribadi atau international funding. Investor pribadi cenderung mendukung film-film komersial, sementara international funding memiliki misi tertentu. “Saya ingin mengubah itu. Saya ingin masyarakat juga ikut berpartisipasi dalam proyek yang disukainya,” kata Mandy.
Semangat itulah yang, pada 2012 silam mendorong Mandy dan tiga temannya (Dondi Hananto, Zaki Sani, dan Wicak Soegijoko) membangun Wujudkan.com, satu situs crowdfunding yang memfasilitasi para creator untuk menggalang dukungan dana untuk merealisasikan ide kreatif mereka.
“Crowdfunding adalah metode pengumpulan dana, di mana tujuan pengumpulan dana dan targetnya diumumkan kepada publik, melalui internet,” jelas Mandy. Yang membedakannya dengan investasi adalah, dalam metode crowdfunding, pemberi dana tidak mendapat imbalan finansial. Bagaimanapun, ada reward tertentu yang dijanjikan oleh kreator.
Kopi Keliling Project, misalnya. Sang inisiator menjanjikan reward berupa tiket masuk Pameran Kopi Keliling Volume 8, merchandise, atau satu pak biji kopi Arabika. Jenis reward disesuaikan dengan dukungan seseorang. Sederhananya, semakin besar dukungan dana, semakin besar reward yang didapat para pendonor.
Djenar Maesa Ayu memberikan imbalan berupa ucapan terima kasih di film Nay, poster film dengan tanda tangan, plus tiket gala premiere, jika ada yang memberi dana untuk filmnya. Djenar berhasil menggalang dana sebesar Rp250.250.000 untuk pembuatan film tersebut. Sebelumnya, Mira Lesmana berhasil memperoleh dana sebesar Rp312.837.000 untuk pembuatan film Atambua 390 Celsius pada 2012.