Ini cerita Jana Parengkuan dan dua putera tertuanya, Giulio Parengkuan dan Marcio Parengkuan.
Cukup sulit mengajak anak ABG cowok ngobrol. Jawabannya singkat. Mungkin mereka masih malu mengungkapkan apa yang ada di pikirannya. Tapi soal ibunya, Giulio dan Marcio tak perlu banyak berkata. Dari perilaku mereka terlihat kalau mereka mencintai sang mama. Keduanya tampan. Perpaduan sempurna darah Ceko-Solo dari ibu, dan Manado dari ayah. Marcio berumur 14 tahun, sedangkan Giulio 17 tahun. Pasangan Jana dan Erwin dianugerahi empat anak dari pernikahan mereka.
Saat ditanya soal cita-cita, tanpa diduga, jawaban mereka cukup bikin hati terenyuh. Marcio menjawab. “Ingin meneruskan bisnis Mama. Mama, kan, sudah menganggap bisnis kuenya itu sebagai anak kelima. Jadi aku ingin memperbesar toko kue Mama,” kata Marcio. Saat mamanya sibuk menerima pesanan untuk The Baked Goods, Marcio ikut begadang. Ia kasihan melihat ibunya bekerja sendirian.
Beda lagi dengan Giulio. Keputusan menjadi aktor didukung oleh sang mama. Ia sengaja tak ingin pulang ke rumah selama sebulan karena ingin mendalami perannya dalam film “Pertaruhan.” Giulio berperan sebagai Ical yang ibunya telah meninggal. Awalnya Jana merasa berat, tapi akhirnya menerima.
“Pas syuting itu, aku merasa kayak dijauhin ya. Giulio sampai sempat nggak mau terima telepon dari aku karena dia nggak mau dengar suara mamanya. Dia bilang, ‘Ma, kasih aku kesempatan untuk mendalami peran. Nanti kalau sampai di rumah, I will be Giulio lagi,” kenang Jana.
Padahal, biasanya Jana tidak bisa tidur kalau ada anak yang belum pulang ke rumah. Hal yang sama mulai menular ke Marcio. Saat malam, Marcio sering turun ke lantai bawah untuk mengecek apakah semua orang sudah pulang. “Kalau ada yang belum pulang, rasanya nggak lengkap. Jadi aku suka ke (lantai) bawah, ngecek apakah semua sudah tidur atau belum. Kadang
Mama suka ketiduran sambil pegang buku karena meriksa PR adikku. Aku yang bangunin Mama untuktidur di kamar,” kata Marcio.
Mengurusi ABG memang menantang. Saat Giulio dan Marcio beranjak remaja, sulit mengajak mereka pergi bersama keluarga. Jana memaksa mereka tetap ikut apa pun yang terjadi. “Aku selalu ajak. Mau muka mereka ditekuk atau nggak, terserah. Akhirnya mereka tahu. Apa pun yang terjadi, mereka harus ikut. Kalau nggak begitu, makin lama makin jauh ya,” kisah Jana.
Sekarang setiap hari Minggu mereka sekeluarga pergi ke gereja. Setelahnya, mereka berwisata kuliner mencari makanan enak. Jana tegas dalam mendidik anak. “Aku selalu bilang ke anak-anak, saat kamu sudah dewasa, mungkin Mama dan Papa sudah nggak ada. Kalian berempat harus saling memliki dan saling jaga. Jangan nyusahin orang. Kalian harus mandiri,” ungkap Jana.
Sepertinya apa yang ditanamkan Jana berhasil. Marcio dan Giulio kompak membantu dua adik mereka yang masih SD. Saat sang mama sibuk, keduanya memeriksa PR, mengajari ulangan, dan mengantarkan les adik-adiknya. Keduanya mau membantu mengantarkan pesanan kue ke pelanggan. Giulio juga memotret kue The Baked Goods untuk media sosial dan website.
Foto: Fikri Surbakti
Pengarah gaya: Siti H. Hanifiah
Rias wajah dan rambut: Ina Juntak