Yang tak pernah dibayangkan olehnya, ternyata sangat sulit mencari kumpulan puisi lengkap atau biografi sang penyair. Ia sudah mencarinya di seluruh toko buku di Jakarta, juga browsing internet, tapi tidak berhasil menemukannya. Memang ada satu, yang disusun oleh H.B. Jassin, tapi itu milik Perpustakaan Nasional. Anehnya, ia justru berhasil menemukannya lewat situs belanja Amazon, berupa sebuah buku telah lengkap tentang Chairil Anwar dan karya-karyanya dalam dua bahasa (Indonesia dan Inggris). Buku ini disusun dan diterjemahkan oleh Burton Raffel, guru besar sastra di University of Louisiana at Lafayette, AS. Melissa pun terbang ke Louisiana untuk bertemu langsung dengan Raffel.
“Dari beliau saya tahu bahwa Chairil Anwar ternyata begitu diagungkan di luar negeri, bahkan puisipuisinya diajarkan dan ditelaah oleh para mahasiswa sastra di University of Louisiana at Lafayette. Sementara saya, orang Indonesia, nyaris tak mengenalnya. Saya sungguh berterima kasih atas pertemuan itu. Tak lama setelah saya kembali ke Indonesia, Raffel meninggal dunia di usia 87,” kata Melissa.
Namun, jangan mengira Anda akan menemukan gambar atau foto sang penyair pada karya-karya Melissa dan timnya di koleksi ini—meliputi tas, dompet, sarung bantal, serbet makan, celemek, art print untuk hiasan dinding, dan pernak-pernik lainnya. Memang ada sebait-dua bait puisi Chairil Anwar yang ‘tersembunyi’ di antara gambar-gambar sablon di permukaan tas, yang hanya bisa dibaca dengan bantuan lensa film.Mungkin hanya 10% orang yang memahaminya, tapi saya tak peduli. Saya hanya ingin orang mengenal dan mencintai puisi-puisi Chairil Anwar.
Selebihnya adalah bentuk-bentuk tafsir pribadi Melissa dan timnya atas puisi-puisi tersebut. “Mungkin hanya 10% orang yang memahaminya, ha ha ha… Tapi saya tak peduli. Saya hanya ingin orang Indonesia mengenal lebih jauh dan mencintai puisi-puisi Chairil Anwar, penyair negeri kita sendiri, dengan cara masing-masing. Puisi-puisinya sangat powerful, seksi, sekaligus liar,” kata peraih Ernst & Young Entrepreneurial Winning Women 2013 ini, menggebu-gebu. Ada pun semangat generasi Z dan Y diwakili oleh warna-warna pastel yang cerah namun netral, yang bisa digunakan oleh wanita maupun pria.