Mira Yudhawati adalah Sales & Marketing Manager Caswell’s Coffee. Dulu, ayahnyalah yang tak sengaja membuat langkahnya terus berada di dunia kopi.
Di dunia kopi, siapa yang tidak mengenal Mira. Ia seorang Certified World Barista Championship (WBC) Sensory Judge dan Q Grader, yang kini juga menjabat Sales & Marketing Manager di Caswell’s Coffee. Tapi pertemuan Mira dengan kopi sendiri terjadi pada bertahun yang lalu, lewat momen-momen tak disengaja.
“Ayah suka marah kalau melihat gelasnya kosong,” kenang Mira tentang masa mudanya. Saat duduk di bangku SMA, suatu ketika ia harus membuatkan kopi untuk ayah. Dan ternyata ayahnya suka dan memuji kopi buatannya. Jadilah, setiap kali Mira ada di rumah, sang ayah selalu minta dibuatkan kopi. Belakangan, neneknya juga minta.
Mira juga ingat kalimat di sebuah majalah. “Ratih Sanggarwati pernah bilang kalau aroma kopi bisa untuk relaksasi,” ingatnya geli. Sejak saat itu, setiap kali membuatkan kopi untuk ayah atau nenek, ia selalu menghirup aromanya. Kebiasaan ini tidak pernah ia lupa hingga sekarang. Hal tersebut juga melatih memori Mira terhadap kopi, sehingga di kemudian hari, mudah baginya menghafal jenis-jenis kopi.
Pertemuan yang lebih serius antara Mira dengan kopi terjadi di 2005. Tanpa sengaja, ia diterima bekerja di sebuah perusahaan kopi, kemudian diberangkatkan ke Medan untuk tinggal selama 40 hari di perkebunan kopi Sari Makmur Tunggal Mandiri.
Waktu itu ia merasa tidak nyaman. Apalagi, Mira harus mempelajari semuanya, dari soal kebun sampai alat pembuat kopi. Sungguh membosankan baginya. “Dulu aku hanya tahu bau kopi ini enak, yang itu tidak enak. Kopi yang aku minum hanya yang menurutku wanginya enak,” cerita Mira.
Tetapi lambat laun, rasa penasaran itu muncul semakin besar. Setelah tiga tahun bekerja di dunia kopi, ia pergi ke Malaysia untuk kursus dengan guru barista asal Italia. Sejak saat itu, rasa penasaran mengenai kopi terus menghantuinya.
Mulailah ia mengikuti pelatihan cuppers yang diadakan oleh Specialty Coffee Association of America (SCAA). Cuppers adalah pencicip kopi, atau biasa disebut Q Grader.
Pasca kursus, Mira mengambil sertifikasi angkatan pertama Q Grader di Indonesia. Tujuh hari ia mengikuti serangkaian tes—mulai aroma, sensori, hingga general knowledge soal kopi. Waktu itu ada 20 peserta dan mereka menjalankan dengan senang hati walau tidak tahu pasti kegunaan sertifikasi tersebut.
Barulah ketika bergabung di Caswell’s Coffee pada 2009, kopi benar-benar ‘meracuni’ Mira. Orang-orang di lingkungan kerjanya juga memiliki passion yang sama, sehingga dirinya tidak dapat berhenti untuk terus mendalami kopi. Hingga kini, ia dikenal sebagai orang Indonesia pertama yang termasuk dalam WBC Sensory Judge.
Tidak mudah bagi Mira untuk mencapai posisinya saat ini. Impiannya menjadi juri sempat terhambat ketika di tahun 2010 ia menikah dan kemudian hamil. Tidak patah arang, pada 2012 ia mengikuti tes dan kemudian lulus. Sekarang, ia menjadi salah satu juri di WBC yang telah membawanya berkeliling ke berbagai negara.
Jika dulu ia menolak membuatkan kopi untuk ayahnya, mungkin kemampuannya dalam merasakan bermacam kopi di dunia tidak akan sebaik sekarang. “Ini passion saya, kopi begitu baik terhadap hidup saya.”
Fotor: Zaki Muhammad
Pengarah gaya: Erin Metasari
Rias wajah dan rambut: Ary Alba