Kebaya telah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit. Kebaya encim atau kebaya nyonya mulai muncul sebagai akulturasi dari berbagai budaya, salah satunya budaya Tionghoa.
Saat saya sedang berkunjung ke Museum Danar Hadi di Kota Solo, saya sempat mengintip koleksi kebaya encim di sana. Rasanya ingin segera mengoleksi berbagai kebaya dengan corak sulaman yang sedemikian indahnya itu! Sejumlah kebaya antik dikenakan pada manekin yang berjajar anggun, lengkap dengan kain batik antik koleksi museum tersebut.
Asal mula kebaya encim
Kebaya encim masuk ke Indonesia di kala gelombang imigrasi penduduk Tionghoa ke tanah air meningkat akibat perdagangan. Kebaya encim, dengan material halus lengkap dengan sulaman cantik di bagian pinggiran ini kebanyakan pada zaman dahulu dipakai oleh wanita peranakan, yaitu wanita pribumi yang menikahi pria Tionghoa.
Yang membedakannya dengan kebaya Indonesia, selain dihiasi bordiran cantik penuh warna, kebaya encim memiliki pasangan baju dalaman atau kutang dengan bordir atau sulaman pada bagian pinggiran yang senada kebaya. Berbeda dari kebaya Jaw,a yang biasanya polos atau berhias sedikit sekali bordiran, seperti yang dikenakan oleh R.A. Kartini.
Dahulu kebaya encim lazimnya dipadankan dengan kain batik pesisir yang memiliki warna-warna menyala. Hingga kini, pemilihan warna-warna cerah tersebut tetap digemari. Dan terlihat lebih fashionable, karena disesuaikan dengan warna bordiran yang biasanya atraktif.
Kebaya encim sebagai dress code
Kebaya encim kini sering kali menjadi dress code pada suatu acara. Dalam memilih kebaya encim untuk acara yang formal, gunakan kebaya encim yang memiliki kancing pada bagian depan. Padankan dengan kain yang dililit panjang hingga ke mata kaki, dan sematkan sebuah bros pada bagian tengah dada. Sebaiknya tata rambut disesuaikan dengan acara, bisa dicepol simpel atau pun diangkat ke atas (sanggul modern).
Untuk acara semi formal, pilihan kebaya encimnya bisa lebih bebas. Model kebaya encim yang terbuka pada bagian depan dengan baju dalaman atau kutang antik yang cantik bisa dipadankan kain dengan berbagai cara lilit kreatif. Anda bahkan bisa memadankanya dengan celana pantalon berwarna lembut, seperti krem atau dusty pink.
Simpan yang apik
Tak sulit untuk menyimpan kebaya encim sebagai koleksi. Serupa dengan kain batik, kebaya encim sebaiknya disimpan dalam lemari kayu tertutup. Sebulan sekali, keluarkan untuk diangin-anginkan. Letakkan lemari pada area yang sejuk, karena suhu tinggi dapat mengundang jamur atau binatang kecil lainnya.
Untuk mengusir ngengat, letakkan merica atau lada yang dibungkus kantong kain mungil dalam lemari tersebut. Agar koleksi kebaya encim tidak bau apek, daripada meletakkan pewangi pakaian modern atau kapur barus, pilih pewangi natural, misalnya akar wangi, dan letakkan di dalam lemari kayu tersebut. Anda juga bisa memotong kecil-kecil sabun batangan yang keras dalam aroma lembut sebagai penggant kapur barus.
Foto: Erin Metasari