Banyak calon pemimpin mengumbar janji di pilkada bulan ini.
Sekarang waktunya kita cerdas menentukan pilihan. Dengarkan pendapat para ahli, dan jadilah pemilih yang cerdas.
“Pastikan calon yang kita pilih tidak punya masalah hukum, terutama yang berkaitan dengan perilaku koruptif. Jangan pernah pilih pelaku kejahatan seksual dan kekerasan pada anak dan perempuan.” - Titi Anggraini, Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem)
“Waspadai calon pemimpin yang tidak melaporkan harta kekayaannya secara konsisten dan jujur, calon yang tidak berani bersumpah tidak akan memakai politik uang, dan calon yang selalu merasa benar sendiri.” - Effendi Ghazali, pakar komunikasi politik
“Kandidat yang miskin gagasan biasanya suka memberi kebijakan yang populis, tapi tidak masuk akal, dan tidak mendidik semacam bantuan-bantuan langsung. Ini potensial watak pemimpinnya mau cepat saja, dan mungkin ada kecenderungan suka politik uang.” - Hamdi Muluk, Guru Besar Psikologi Politik UI
“Kenali calon sedetail mungkin—dari latar belakang kehidupannya, pendidikannya, kiprahnya inspiratif atau tidak, dan apakah pekerjaannya selama ini bermanfaat atau justru merugikan orang lain.” - Juri Ardiantoro, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU)
“Prinsip dasarnya: Semakin terdengar sangat bagus (tapi hanya berhenti di tingkat gagasan besar), semakin besar kemungkinan program itu tidak realistis. Kalaupun ada rincian, cermati keselarasannya dengan tata kelola administrasi dan konstitusi. Semakin banyak dibutuhkan perubahan aturan, semakin tidak realistis karena perubahan aturan itu prosesnya juga tak kalah ribet di parlemen atau birokrasi.” - Najwa Shihab, jurnalis
Foto: Dachri M.S
Pengarah gaya: Erin Metasari