Bertambahnya usia sering diidentikkan dengan tulang yang lebih rapuh, malah bisa juga mengalami osteoporosis atau kondisi kepadatan tulang menurun.
Beberapa penemuan terakhir tentang osteoporosis melahirkan program diet yang bisa digunakan untuk mencegah osteoporosis.
Studi dari Tufts University, Boston, misalnya, menyatakan bahwa diet tinggi karbohidrat dan rendah buah dan sayuran kemungkinan akan membuat tulang lemah. Pasalnya, proses pencernaan karbohidrat di dalam perut akan mengubah kondisi perut menjadi asam.
“Dan lingkungan asam yang tinggi akan melarutkan kalsium dari tulang,” kata Bess Dawson-Hughes, salah seorang peneliti. “Sebaliknya, buah-buahan dan sayuran akan membuat lingkungan yang ramah alkalin untuk tulang.”
Dalam studinya, Dawson-Hughes mengatakan, suplemen alkalin mengurangi kadar kalsium para responden sebanyak 20%. Suplemen tersebut saat ini memang belum bisa didapat di pasaran, tetapi Anda dapat mendapatan manfaat yang sama dengan mengolah diet yang tepat.
Sertakan setidaknya dua porsi sayuran dan buah-buahan yang disajikan dalam setiap makan, utamakan dalam bentuk segar. Namun jangan tinggalkan asupan karbohidrat (roti, sereal, pasta), walau porsinya tak lebih dari dua kali sehari dalam makan.
Untuk mempertahankan kekuatan tulang, ganti makanan penghasil asam dengan makanan peningkat alkalin. Gantilah pasta dengan kentang, minuman ringan dengan jus buah, daging telur dengan tahu, bir dengan wine, kacang dengan kismis.
Penelitian lain juga membuktikan, satu dari tiga pria di atas 60 tahun terserang osteoporosis. Dan jika mereka menderita patah tulang, kemungkinan meninggal akan meningkat dibandingkan wanita penderita osteoporosis.
Sementara itu, riset yang dilakukan Garvan Institute, Sidney, menunjukkan bahwa pria yang menderita kanker prostat menghadapi risiko 50% lebih tinggi mengalami patah tulang. Yang menarik, kata Tuan Nguyen, associate profesor yang memimpin studi, “Kepadatan mineral tulang yang tinggi tidak melindungi dari patah tulang.”