“Kalau bukan generasi muda, siapa lagi yang akan meneruskan? Untungnya, kalau sudah tahu prosesnya seperti ini, mereka bisa menghargainya,” ujarnya. Tapi sepertinya masih ada yang mengganggu pikirannya. Bagaimanapun, zaman telah berubah dan tak mudah menerapkan cara lama di tengah kuatnya arus kemudahan yang ditawarkan teknologi modern. Apalagi, sebagai generasi yang terbiasa dengan kecepatan memperoleh informasi, anak muda cenderung menyukai segala sesuatu yang bergerak cepat, termasuk dalam mencapai target.
Rini menganggap kecenderungan itu sebagai hambatan tersendiri dalam upayanya mewariskan pengetahuan klasik bernilai luhur seperti yang ia lakukan. Ia bahkan pernah menolak tawaran berpartner hanya sebagai pemasok. Alasannya, timnya bukan buruh. “Meskipun bisnis, membatik bukanlah pekerjaan mesin, melainkan lebih sebagai pekerjaan seniman, karena itu saya masih hati-hati memilih partner kerja sama. Mereka harus paham bahwa ini bukan bisnis yang berpacu dengan waktu,” katanya dengan bijak. Meski begitu, ia tetap optimis, melihat adanya harapan. Masih banyak generasi muda yang punya kemauan untuk memperlakukan tradisi secara lebih beretika.
Seperti halnya orang tua yang sudah kaya pengalaman hidup, tradisi lama seperti membatik dengan pewarna alam juga harus diperlakukan dengan etika. Dimulai dengan perajin yang disetarakan sebagai partner kerja, menghargai keterampilan mereka dan menyejajarkannya dengan keahlian lain dalam tim bisnis, hingga menerapkan mindset utama soal proses. Membatik bukanlah pekerjaan dengan mesin digital yang tinggal input data lalu hasilnya keluar secara masif dan identik satu sama lain.
Rini mengangkat sehelai kain dan mencelupnya lagi ke dalam tong. Kali ini adalah pencelupan terakhir. Setelah mendapat tona warna yang diinginkan, kain itu akan melalui proses plorot. Ini merupakan tahap meluruhkan lilin dari kain, sehingga menyisakan bagian berwarna asal di tempat bekas motif berada. Selanjutnya, kain ‘dikunci’ warnanya lewat proses pencukaan dan perebusan akhir. Kana Goods juga memberi ‘garansi’ pewarnaan ulang pada para pelanggannya. Anda bisa mengirim busana Kana Goods untuk dicelup ulang di bengkelnya ini.
Kini produk-produk Kanawida dan Kana Goods tersedia di The Goods Dept, Ara Store Jakarta, Stow Store, Alun-alun Grand Indonesia, serta On Market Go Plus Concept Store di Surabaya. Seperti membatik yang perlu proses, demikian juga melestarikannya. Dan ibarat motif batik klasik yang kini banyak diadaptasi dengan variasi yang lebih sederhana, ia juga perlu beradaptasi dengan generasi muda. Pelan-pelan, dan perlu proses adaptasi—Rini yakin, tradisi ini akan tetap lestari di tangan generasi selanjutnya.
Foto: Previan F. Pangalila
Pengarah gaya: Erin Metasari