Menyimpan kemarahan membuat berat badan Dini turun drastis. Malu kondisi ini akan diketahui mantan suaminya, Dini segera bangkit. “Gengsi juga, sih, lama-lama. Setahun dua kali saya jalan-jalan ke luar negeri dengan sahabat saya untuk meredakan kemarahan saya,” kata Dini.
“Status di WhatsApp saya ganti I am a brave woman supaya saya cepat pulih. Pesan-pesan dari mantan suami lewat WhatsApp tidak lagi saya abaikan. Saya harus berani berhadapan dengan dirinya,” kisah Dini.
“Kalau ingin hidup enak, ya harus berdamai dengan semua pihak. Berdamai ini utamanya lebih untuk kesehatan mental diri sendiri,” jelas Nessi menjawab pertanyaan saya, mengapa kita harus berbaikan dengan mantan suami.
Selanjutnya Nessi mengatakan bahwa menyimpan kemarahan akan membuat langkah kita terhambat. Kemarahan yang terus disimpan membuat kita sulit move on, tidak bisa melakukan apa pun, juga menghambat kita untuk membuka diri pada orang lain atau pria lain.
Kalau sulit melakukannya sendiri, tidak salahnya meminta bantuan orang lain—apakah itu sahabat atau konselor perkawinan. Keberhasilan Sita untuk menjalin hubungan baik dengan Rico tak lepas dari iktikad baik Rico.
Menurut Sita, pascaperceraian mereka, Rico menyediakan diri untuk membantu di tahap recovery. Mereka berdua secara jujur menceritakan kondisi emosi mereka, kemudian saling mendukung untuk saling memperbaiki diri. Itu sebabnya mereka tetap bisa berhubungan dengan sehat. “Begitu juga bisa. Teman yang genah atau suami baru yang baik juga bisa membantu untuk berdamai dengan mantan suami,” ujar Nessi.
Namun menurut Nessi, sebaiknya pasangan bercerai tidak buru-buru menikah lagi agar tidak mengulangi kesalahan yang sama. Berhubungan baik dengan mantan suami penting bagi pasangan bercerai yang memiliki anak untuk berbagi pengasuhan. Kita harus sadar bahwa seorang ayah tidak bisa digantikan.
“Perempuan cerdas akan menerima kondisi ini,” tulis Alison Patton, pengacara keluarga dan mediator, dalam Huffington Post. Tetap berhubungan baik dengan mantan suami akan membuat kita fokus pada masa depan, dan comitted pada masa depan anak-anak hasil perkawinan sebelumnya.