Nunu justru menganggap sifat iri dan dengki sebagai 'sakit jiwa' yang membuat manusia tak pernah merasa puas dengan apa pun yang mereka miliki, dan menganggap milik orang lain lebih baik dan lebih pantasdimiliki daripada yang kita miliki.
Sebagai penyakit jiwa, iri hati juga menular dan berbahaya, karena bisa mendorong keluar sisi gelap dalam diri kita.
Penyebabnya, iri hati bukan hanya kita wujudkan dengan melontarkan komentar atau gosip negatif terhadap orang yang menjadi sasaran iri hati kita. Tetapi lebih dari itu; bila rasa iri dan dengki terus kita kipasi, kita juga bisa terdorong untuk melakukan tindakan yang dengan sengaja ditujukan untuk merugikan atau menghancurkan orang lain.
Rasa iri yang tak dikendalikan juga bisa berujung dengan melakukan tindakan korupsi; hanya karena kita ingin memiliki rumah atau mobil mewah seperti milik tetangga. Akibatnya, hidup hanya menjadi ajang kompetisi tak sehat yang tak berujung. Menguras kantong, sekaligus menguras perasaan.
Maka, apa yang harus dilakukan? Belajar cukup.
Bila orang tua mengajarkan anaknya sejak kecil untuk:
- Selalu bangga dan bersyukur untuk apa pun yang dia miliki
- Tidak memaksa anak untuk menduduki peringkat satu di sekolah
- Tidak mengejek atau merasa malu bila anaknya berkulit gelap atau cacat
- Tetap menyayangi anak dengan segala kekurangannya
- Selalu memberi dukungan bila anaknya ingin mengembangkan kelebihan yang dimiliki
Maka, anak akan tumbuh dengan rasa percaya diri yang tinggi. Dan orang yang memiliki rasa percaya diri tinggi tidak gampang merasa iri, karena ia sudah merasa cukup dan puas dengan diri dan hidupnya apa adanya.
Jika Anda belum melakukannya, Anda bisa memulainya di bulan puasa ini (tak usah iri jika THR tak cukup untuk memborong di midnight sale, ya).