Cerita "Incredibles 2" berlanjut langsung dari film pertama. Keluarga Parr, yang terdiri atas Bob alias Mr. Incredible (pengisi suara: Craig T. Nelson), Helen atau Elastigirl (pengisi suara: Holly Hunter), dan tiga anak mereka, Violet (Sarah Vowell), Dash (Huck Milner), dan Jack-Jack (Eli Fucile), tinggal di motel pemerintah karena rumah mereka hancur.
Aksi keluarga Incredibles melawan Underminer berujung pada keluarnya larangan resmi atas aksi superhero.
Ketika Bob dan Helen memutuskan mencari pekerjaan 'normal', sahabat mereka Lucius Best alias Frozone (Samuel L. Jackson) menawarkan kesempatan tampil sebagai superhero, agar nantinya superhero bisa kembali legal. Mereka didanai oleh hartawan Winston Deavor (Bob Odenkirk) dari DevTech, yang menciptakan banyak gadget canggih bersama adiknya, Evelyn (Catherine Keener).
Yang terpilih oleh Winston sebagai wajah baru superhero adalah Elastigirl. Jadilah Elastigirl beraksi melawan kejahatan, dan ia bertemu penjahat yang mencuci otak lewat hipnotis, Screenslaver. Sementara itu, Bob tinggal di rumah pinjaman dari Winston, menjaga Jack-Jack, membantu Dash mengerjakan PR Matematika, dan mencoba mengatasi masalah cinta monyet Violet.
Dalam aksinya, Elastigirl menemukan fakta mengejutkan di balik Screenslaver, dan Bob bersama anak-anak menemukan 17 kekuatan super Jack-Jack, yang kemudian diberi kostum khusus oleh Edna Mode (Brad Bird).
Film "Incredibles 2" memang dibuat untuk anak-anak; penonton cilik bersorak girang menyaksikan adegan Jack-Jack 'menguji' kekuatan supernya bersama seekor musang yang nakal. Namun orang tua yang menemani menonton juga mendapatkan pesan moral; tak selamanya ibu yang mengurus anak, dan ayah sama pentingnya dalam menidurkan anak.
Karena ber-setting era 60-an, meski bertebaran gadget canggih, tetap saja film ini jauh dari pengaruh media sosial. Cerita tentang Violet dan cinta monyetnya pasti berbeda jika medsos sudah ada. Begitu pula ketika Elastigirl kembali tampil; tanggapan masyarakat di kota mereka pasti berbeda di masa kebebasan berpendapat dan era digital ini.
"Incredibles 2" menyisakan ruang untuk sekuel, sekaligus memberikan solusi untuk masalah keluarga. Penonton cilik pulang dengan riang dan tidak ditanggung jika beraksi seperti Jack-Jack. Saya juga suka film pendek "Bao" di awal film utama; cerdasnya cerita tentang bakpao dan rindu orang tua pada anaknya.
Foto: Pixar, Walt Disney Pictures