Pembentukan luka di kulit dimaksudkan untuk merangsang pertumbuhan kulit yang baru. Dengan dilukai, kulit akan menyembuhkan diri. Salah satunya dengan membentuk kolagen. “Melukai prinsipnya sama, yaitu untuk merangsang pertumbuhan kulit baru,” ungkap dr. Abraham.
Prinsip melukai kulit juga telah lama diterapkan dalam dunia kecantikan. Sebut saja dengan teknik laser, mikrodermabrasi, dan peeling. Jika microneedling dirasa belum cukup, kulit akan disuntikkan platelet rich plasma (PRP). Penyuntikan ini diperlukan saat ada bagian kosong di kulit yang ingin diberi volume. Proses Vampire Facelift memakan waktu relatif singkat, sekitar 45-60 menit.
Risiko memang selalu ada tapi sebisa mungkin kita memilih perawatan yang minim risiko. Vampire Facelift menggunakan darah yang berasal dari diri pasien sendiri. Dampaknya, treatment ini dinilai cukup aman. “PRP aman karena menggunakan material dari tubuh sendiri, atau bersifat autologous sehingga tidak terjadi reaksi penolakan dari tubuh,” ujar dr. Connie.
Meski aman, pasca menjalani Vampire Facelift kulit akan mengalami kemerahan yang akan hilang dalam hitungan hari. Rasa nyeri biasanya muncul selama dua hari. Waktu penyembuhan treatment ini relatif singkat, hanya sekitar 3-5 hari. Dalam masa penyembuhan, kita tetap bisa beraktivitas.
Namun memang dianjurkan untuk tidak langsung beraktivitas setelah menjalani perawatan ini. Pasalnya, pori-pori kulit masih terbuka sehingga rentan mengalami infeksi. Perlu kesabaran untuk memperoleh hasilnya. “Rata-rata pasien merasakan perubahan di hari ketiga hingga hari ketujuh. Kulit mulai mulus. Namun untuk merangsang kolagen, dibutuhkan waktu tiga sampai enam minggu,” begitu kata dr. Uqudiah.
Walaupun kaya manfaat, Vampire Facelift tak bisa menjadi solusi bagi semua permasalahan kulit. Treatment ini tidak bisa menghilangkan vlek hitam di wajah, juga tidak bisa menyamarkan kerutan tegas. Jika ingin menghilangkan kerut, maka hanya Botox yang menjadi solusi efektif. Sama halnya ketika cekungan kulit yang terlalu dalam, akan lebih tepat jika Anda mengisi kulit di bagian itu dengan filler.
Hasil dari Vampire Facelift juga tidak bisa menetap selamanya. Semua itu tergantung dengan kondisi darah, kondisi kulit, gaya hidup pasien, dan cara pengerjaan dokter. “Hasil PRP dapat bertahan hingga dua tahun, bervariasi pada tiap orang, tergantung gaya hidup dan kondisi kesehatannya,” ujar dr. Connie.
Sama seperti treatment lainnya, Vampire Facelift juga butuh pengulangan. Menurut dr. Abraham, Vampire Facelift paling tepat dilakukan tiga bulan sekali, atau enam bulan hingga setahun sekali, tergantung penilaian dokter. Meski minim risiko, Vampire Facelift tidak disarankan bagi mereka yang mengidap kanker, penyakit autoimun, trombositopenia atau kekurangan trombosit, dan kelainan darah.
Namun jika mencobanya, hasilnya memuaskan. “Setelah rutin melakukan PRP, kulit saya menjadi glowing. Kulit saya halus seperti kulit bayi. Bekas-bekas jerawat hilang, garis-garis halus di sekitar mata juga sudah tidak tampak. Teman-teman mengira saya menjalani Botox,” cerita Ninok. Treatment ini bisa didapat di klinik kecantikan dengan biaya Rp1 juta hingga Rp5 juta.
[Baca juga 6 cara alami awet muda di sini]