Dalam legenda, vampir mengisap darah segar manusia, dan ia tak bertambah tua. Kini hadir perawatan kecantikan dengan darah manusia.
Awet muda dengan facelift, mungkinkah? “Kalau di bidang kedokteran, cara ini belum terlalu standar. Artinya, teknik ini adalah suatu hal yang baru dan belum distandardisasi. Tapi ini sudah banyak dilakukan dengan percobaan-percobaan. Hasilnya, lumayan bisa meremajakan kulit,” ungkap dr. Abraham Arimuko, SPKK, MARS, FINSDV, FAADV, dari RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.
Bicara soal manfaat, artis-artis Hollywood telah mencobanya. “Ow, sakit sekali rasanya!” ujar Kim Kardashian dalam salah satu episode reality show Kim and Kourtney Take Miami. Kim rela merogoh kocek 1.500 dolar demi treatment Vampire Facelift selama 45 menit di Miami Institute for Age Management.
Kim Kardashian bukan satu-satunya yang telah mencoba dan merasakan manfaatnya. Di akun Instagram-nya, Bar Refaeli—model tenar asal Israel—memamerkan wajahnya yang berlumuran darah. Ia juga telah menjalani Vampire Facelift agar tampil mulus sebagai juri dalam The X-Factor Israel.
“Rasanya seperti dicubit kecil-kecil. Di permukaan kulit yang tipis lebih terasa sakit. Tapi, kan, no pain no gain,” ujar Ninok Wiryono, 49, seorang pengajar personality development yang tinggal di Jakarta.
Vampire Facelift adalah sebuah perawatan kecantikan dengan menggunakan darah pasien sendiri. Melalui sebuah mesin sentrifugasi, darah pasien yang diambil dari lengan dipisahkan berdasarkan berat molekulnya. Hanya Platelet Rich Plasma (PRP) atau plasma darah kaya trombosit yang diambil untuk disuntikkan ke kulit wajah.
Manfaatnya diklaim dapat meremajakan kulit. “Platelet Rich Plasma bermanfaat untuk rejuvenasi kulit secara keseluruhan. Kulit bisa lebih cerah, garis-garis halus berkurang, dan bisa merangsang kolagen sehingga struktur kulit lebih kenyal,” jelas dr. Uqudiah Kafanila Prisanti dari Gloskin Aesthetic Clinic. Bagi pasien yang memiliki bekas jerawat, cara ini juga bisa ditempuh untuk menyamarkan bopeng.
Growth factor adalah zat ajaib dalam darah. Growth factor adalah sekumpulan zat-zat turunan protein yang banyak terdapat dalam trombosit. Proses sentrifugasi darah memadatkan kandungan trombosit menjadi lebih banyak. “Jumlahnya 3-8 kali lebih banyak jika dibandingkan konsentrasi trombosit yang belum diproses,” kata dr. Connie Melly, Sp. KK. Dari Unistem Clinic. Growth factor inilah yang membuat luka kita cepat sembuh. Di samping itu, growth factor bermanfaat dalam meningkatkan produksi kolagen, asam hialuronat, dan merangsang regenerasi sel.
Seiring proses penuaan, maka perlahan kolagen dalam tubuh akan berkurang. Tak terkecuali kolagen pada kulit yang terletak di jaringan dermis. Imbasnya, kualitas kulit akan menurun. Kulit akan tampak kendur, kosong, kehilangan kekenyalannya, dan mulai muncul garis-garis halus. “Sebagian growth factor juga bekerja secara spesifik untuk meningkatkan kolagen. Bagian itu adalah Platelet Derived Growth Factor (PDGF) dan Basic Fibroblast Growth Factor (BFGF),” dr. Connie menjelaskan.
Dalam Vampire Facelift, darah disentrifugasi dengan alat sehingga terpecah menjadi tiga bagian, yaitu sel darah merah di bagian terbawah, buffy coat atau platelet rich plasma yang terdapat di tengah, dan platelet poor plasma yang terdapat pada bagian teratas. Yang diambil untuk Vampire Facelift adalah platelet rich plasma dan platelet poor plasma.
Mini Risiko dan prosesnya cepat. Vampire Facelift dimulai dengan pengambilan darah pasien kurang-lebih 10 cc. Sementara darah dipisahkan dengan alat, wajah pasien akan dibersihkan dan dipakaikan krim anestesi. Cara memasukkan platelet rich plasma (PRP) ke dalam kulit bisa ditempuh dengan dua cara, yang pertama microneedling—mengoleskan darah di permukaan kulit wajah kemudian ditekan dengan derma roller atau derma pen. Cara kedua adalah darah disuntikkan ke dalam kulit wajah. Bisa juga terapinya kombinasi dari kedua cara tersebut, tergantung kebutuhan pasien.