Sport therapy atau terapi berbasiskan olahraga adalah program penyembuhan yang menggunakan olahraga terukur untuk meningkatkan derajat kesehatan dan membantu proses penyembuhan penyakit tertentu. Pada prinsipnya, sport therapy selalu berpegang pada pengukuran denyut jantung. Cara mengukurnya dengan menggunakan rumus:
Artinya, jika usia Anda 40 tahun, maka denyut jantung 100 % Anda adalah 220 - 40 = 180. Bila ingin meningkatkan derajat kesehatan maka Anda hanya diperbolehkan melakukan olah raga yang menghasilkan denyut jantung antara 60 - 80 % dari angka 180 tersebut (antara 108 - 144 per menit). Jika kurang dari itu, berarti belum optimal dalam melakukan latihan gerakan olahraga. Jika lebih, Anda berisiko mengalami serang jantung karena memacu jantung bekerja melampaui batas kemampuannya.
Ketika Anda mendatangi sebuah klinik sport therapy, akan dilakukan pemeriksaan pra-partisipasi sebelum berlatih, yang meliputi tekanan darah, nadi, denyut jantung, dan komposisi lemak tubuh. Hasil pemeriksaan akan ditindaklanjuti oleh dokter dengan menambahkan pengukuran yang lebih spesifik seperti lingkar tubuh, lipatan lemak, kemiringan tulang belakang, dan lain-lain. Dari pengukuran awal inilah Anda akan disarankan untuk mengambil paket sport therapy yang sesuai kondisi tubuh Anda. Setiap orang akan memiliki catatan detail tentang kondisi tubuhnya selama terapi berlangsung, termasuk keberhasilan atau kegagalannya.
"Sejak awal terapi, pasien dan dokter sama-sama membaca keberhasilan atau kegagalan dari latihan. Pasien yang tidak berhasil biasanya adalah pasien yang tidak mau tahu proses ini, cuek pada segala hasil pemeriksaan," jelas dr. Michael Triangto, SpKO dari RS Mitra Kemayoran Jakarta.
220 - usia (dalam tahun) = 100 % = Denyut Jantung Maksimal/DJ Maks
Artinya, jika usia Anda 40 tahun, maka denyut jantung 100 % Anda adalah 220 - 40 = 180. Bila ingin meningkatkan derajat kesehatan maka Anda hanya diperbolehkan melakukan olah raga yang menghasilkan denyut jantung antara 60 - 80 % dari angka 180 tersebut (antara 108 - 144 per menit). Jika kurang dari itu, berarti belum optimal dalam melakukan latihan gerakan olahraga. Jika lebih, Anda berisiko mengalami serang jantung karena memacu jantung bekerja melampaui batas kemampuannya.
Ketika Anda mendatangi sebuah klinik sport therapy, akan dilakukan pemeriksaan pra-partisipasi sebelum berlatih, yang meliputi tekanan darah, nadi, denyut jantung, dan komposisi lemak tubuh. Hasil pemeriksaan akan ditindaklanjuti oleh dokter dengan menambahkan pengukuran yang lebih spesifik seperti lingkar tubuh, lipatan lemak, kemiringan tulang belakang, dan lain-lain. Dari pengukuran awal inilah Anda akan disarankan untuk mengambil paket sport therapy yang sesuai kondisi tubuh Anda. Setiap orang akan memiliki catatan detail tentang kondisi tubuhnya selama terapi berlangsung, termasuk keberhasilan atau kegagalannya.
"Sejak awal terapi, pasien dan dokter sama-sama membaca keberhasilan atau kegagalan dari latihan. Pasien yang tidak berhasil biasanya adalah pasien yang tidak mau tahu proses ini, cuek pada segala hasil pemeriksaan," jelas dr. Michael Triangto, SpKO dari RS Mitra Kemayoran Jakarta.
Tenni Purwanti