Konsep work-life balance masih menjadi kontroversi hingga saat ini. Lalu apa kata Randi Zuckerberg, kakak dari pendiri Facebook tentang konsep ini?
Randi Zuckerberg (33) pernah menjadi marketing di Facebook, kemudian menjadi entrepreneur dengan mendirikan dotcomplicated.co dan menjadi editor in chief di portal tersebut. Inilah hasil wawancara dengan Randi seperti dikutip huffingtonpost.com:
Bagaimana pendapat Anda tentang work-life balance? Apakah itu mungkin dilakukan?
Saya pikir, Anda bisa memiliki pekerjaan yang menakjubkan sekaligus kehidupan yang menakjubkan tetapi tidak dalam waktu yang sama. Banyak orang menekan dirinya sendiri untuk melakukan yang terbaik dalam segala hal setiap hari -menjadi teman yang baik, melakukan pekerjaan dengan benar, menjadi pasangan yang baik, menjadi orang tua yang bijak. Untuk saya, konsep ini memberikan izin bagi saya untuk menjadi unik. Beberapa hari saya dedikasikan untuk melakukan hal yang benar dalam pekerjaan, lalu hari lainnya saya dedikasikan untuk keluarga. Selama itu saya rasa seimbang, saya akan melakukannya.
Apakah rekan kerja dan keluarga Anda menerima hal itu?
Iya. Saya beruntung bekerja di bidang media saat ini. Beberapa tahun terakhir saya memiliki proyek yang membuat saya berada di jalan selama dua bulan dan jauh dari keluarga. Di akhir tahun 2013, saya melakukan tur untuk promo buku ke berbagai kota, akhir tahun 2014 saya mendapat kesempatan untuk tampil di Broadway, dan tahun ini saya bolak-balik ke Los Angeles untuk syuting proyek. Jadi keluarga telah terbiasa untuk kehilangan saya selama satu hingga tiga bulan untuk mendukung karier saya. Dan ketika saya pulang, saya menghabiskan banyak waktu bersama mereka, sepenuhnya. Saya beruntung tidak memiliki pekerjaan yang mengharuskan saya bekerja '9 to 5'. Saya merasa tumbuh ketika bisa fokus mengerjakan suatu pekerjaan kemudian bisa menghabiskan waktu bersama keluarga setelah itu.
Dari apa yang Anda alami, Anda merasa bahwa manusia memang tak sanggup melakukan multitasking?
Tentu saja. Dan ada banyak penelitian menunjukkan hal itu. Dan hal terbaik yang dapat Anda lakukan untuk menjadi lebih bahagia adalah berhenti melakukan multitasking. Saya tahu saya bekerja dengan cara yang berbeda. Jika saya terus menerus terganggu dengan pesan teks dan email, melompat-lompat dari satu hal ke hal lain, saya tidak akan menguasai sesuatu dengan lebih mendalam.
Anda tak punya waktu untuk diri sendiri?
Saya rasa banyak ibu bekerja yang kehilangan waktu untuk diri sendiri. Sebab, jika tidak bekerja, ia pasti memikirkan keluarga. Saya pun merasakannya.
Lalu bagaimana Anda melakukan 'me time'?
Saya bersyukur memiliki suami yang mengerti. Jadi jika suatu hari saya meminta izin untuk melakukan petualangan, ia bersedia untuk merawat anak-anak selama saya pergi. Dia mengatakan bahwa saya telah melakukan hal yang besar bagi keluarga ini sehingga saya tidak perlu merasa bersalah untuk meninggalkan eluarga sementara waktu.
Bagaimana Anda mengatur prioritas dalam hidup?
Setiap pagi setiap saya bangun tidur, sudah ada lima kategori: kerja, keluarga, teman-teman, fitness, dan tidur. Saya akan memilih 3 di antara 5 prioritas itu untuk dilakukan. Jika saya mendahulukan kerja dan keluarga, lalu saya akan memilih tidur.
Lantas, apa yang Anda lakukan untuk menghilangkan stres setiap hari?
Hal yang paling saya sukai adalah memiliki FaceTime meals dengan anak-anak laki-laki saya. Kadang saya menemani mereka makan malam sambil membuka laptop. Bagi saya, ini cukup normal karena kami tetap memiliki waktu yang sama di meja makan saat makan malam, makan bersama, meski saya sambil bekerja. Hal ini membuat saya merasa keluarga kami seperti keluarga pada umumnya. Saya juga suka olahraga lari. Saya berlari sekitar 3 mil per hari. Tahun depan saya punya target lari 1.200 mil per tahun.
Bagaimana Anda mengajarkan rasa syukur bagi anak-anak?
Dalam keluarga, kami selalu mempraktekkan rasa syukur. Setiap Jumat malam kami selalu berkumpul bersama dan mengatakan dua hal yang kami syukuri setiap minggu. Saya pikir kegiatan ini penting agar kami beristirahat dan menghargai hal-hal yang terjadi dalam hidup.
Randi Zuckerberg (33) pernah menjadi marketing di Facebook, kemudian menjadi entrepreneur dengan mendirikan dotcomplicated.co dan menjadi editor in chief di portal tersebut. Inilah hasil wawancara dengan Randi seperti dikutip huffingtonpost.com:
Bagaimana pendapat Anda tentang work-life balance? Apakah itu mungkin dilakukan?
Saya pikir, Anda bisa memiliki pekerjaan yang menakjubkan sekaligus kehidupan yang menakjubkan tetapi tidak dalam waktu yang sama. Banyak orang menekan dirinya sendiri untuk melakukan yang terbaik dalam segala hal setiap hari -menjadi teman yang baik, melakukan pekerjaan dengan benar, menjadi pasangan yang baik, menjadi orang tua yang bijak. Untuk saya, konsep ini memberikan izin bagi saya untuk menjadi unik. Beberapa hari saya dedikasikan untuk melakukan hal yang benar dalam pekerjaan, lalu hari lainnya saya dedikasikan untuk keluarga. Selama itu saya rasa seimbang, saya akan melakukannya.
Apakah rekan kerja dan keluarga Anda menerima hal itu?
Iya. Saya beruntung bekerja di bidang media saat ini. Beberapa tahun terakhir saya memiliki proyek yang membuat saya berada di jalan selama dua bulan dan jauh dari keluarga. Di akhir tahun 2013, saya melakukan tur untuk promo buku ke berbagai kota, akhir tahun 2014 saya mendapat kesempatan untuk tampil di Broadway, dan tahun ini saya bolak-balik ke Los Angeles untuk syuting proyek. Jadi keluarga telah terbiasa untuk kehilangan saya selama satu hingga tiga bulan untuk mendukung karier saya. Dan ketika saya pulang, saya menghabiskan banyak waktu bersama mereka, sepenuhnya. Saya beruntung tidak memiliki pekerjaan yang mengharuskan saya bekerja '9 to 5'. Saya merasa tumbuh ketika bisa fokus mengerjakan suatu pekerjaan kemudian bisa menghabiskan waktu bersama keluarga setelah itu.
Dari apa yang Anda alami, Anda merasa bahwa manusia memang tak sanggup melakukan multitasking?
Tentu saja. Dan ada banyak penelitian menunjukkan hal itu. Dan hal terbaik yang dapat Anda lakukan untuk menjadi lebih bahagia adalah berhenti melakukan multitasking. Saya tahu saya bekerja dengan cara yang berbeda. Jika saya terus menerus terganggu dengan pesan teks dan email, melompat-lompat dari satu hal ke hal lain, saya tidak akan menguasai sesuatu dengan lebih mendalam.
Anda tak punya waktu untuk diri sendiri?
Saya rasa banyak ibu bekerja yang kehilangan waktu untuk diri sendiri. Sebab, jika tidak bekerja, ia pasti memikirkan keluarga. Saya pun merasakannya.
Lalu bagaimana Anda melakukan 'me time'?
Saya bersyukur memiliki suami yang mengerti. Jadi jika suatu hari saya meminta izin untuk melakukan petualangan, ia bersedia untuk merawat anak-anak selama saya pergi. Dia mengatakan bahwa saya telah melakukan hal yang besar bagi keluarga ini sehingga saya tidak perlu merasa bersalah untuk meninggalkan eluarga sementara waktu.
Bagaimana Anda mengatur prioritas dalam hidup?
Setiap pagi setiap saya bangun tidur, sudah ada lima kategori: kerja, keluarga, teman-teman, fitness, dan tidur. Saya akan memilih 3 di antara 5 prioritas itu untuk dilakukan. Jika saya mendahulukan kerja dan keluarga, lalu saya akan memilih tidur.
Lantas, apa yang Anda lakukan untuk menghilangkan stres setiap hari?
Hal yang paling saya sukai adalah memiliki FaceTime meals dengan anak-anak laki-laki saya. Kadang saya menemani mereka makan malam sambil membuka laptop. Bagi saya, ini cukup normal karena kami tetap memiliki waktu yang sama di meja makan saat makan malam, makan bersama, meski saya sambil bekerja. Hal ini membuat saya merasa keluarga kami seperti keluarga pada umumnya. Saya juga suka olahraga lari. Saya berlari sekitar 3 mil per hari. Tahun depan saya punya target lari 1.200 mil per tahun.
Bagaimana Anda mengajarkan rasa syukur bagi anak-anak?
Dalam keluarga, kami selalu mempraktekkan rasa syukur. Setiap Jumat malam kami selalu berkumpul bersama dan mengatakan dua hal yang kami syukuri setiap minggu. Saya pikir kegiatan ini penting agar kami beristirahat dan menghargai hal-hal yang terjadi dalam hidup.
Teks: Tenni Purwanti
Sumber: huffingtonpost.com
Foto: TPGNews