Setelah menonton film "Aquaman" dalam format IMAX 3D (saya ingin menonton versi 4dx3D-nya juga), saya jadi berpikir ulang tentang penampilan fisik pria idaman: Tinggi besar berotot tapi tidak bulky, senang memakai celana komprang dan atasan longgar, bertato indah, serta punya tatapan maut dengan senyum bikin meleleh.
Intinya, Jason Momoa sebagai Arthur Curry dalam "Aquaman,"
Jason Momoa sebagai si superhero dan James Wan sebagai sutradara adalah denyut nadi film terbaru DC Extended Universe (DCEU).
Sebagai sutradara yang populer lewat film horor "The Conjuring," dan mega-franchise "Furious 7," James tak pelit efek kaget (tidak menegangkan tapi sound effect menggelegar). Ia juga mendobrak atmosfer film-film DCEU yang biasanya gloomy menjadi lebih riang (ada gurita raksasa bermain drum!).
Sementara Jason Momoa, well, Aquaman dalam versi film (dalam komik ia digambarkan berambut pirang) seakan diciptakan untuk Jason. Dan Jason berhasil membawakannya dengan santai, lepas dari bayang-bayang Khal Drogo dalam "Game of Thrones" yang sangat terkenal. Selintas saya kira dia superhero versi Marvel.
"Aquaman" berkisah tentang Arthur Curry yang lahir dari ayah seorang penjaga mercusuar bernama Tom Curry, sementara ibunya adalah Atlanta (Nicole Kidman), ratu Atlantis yang kabur dari pernikahannya dengan Raja Orvax. Ketika pasukan Atlantis mulai mengusik kehidupan keluarga kecil itu, Atlanta kembali ke Atlantis.
Setting film ini setelah "Justice League," sehingga Aquaman sudah jadi 'selebritas' lokal. Ketika adik tirinya, Raja Orm (Patrick Wilson), mengajak para penguasa tujuh lautan untuk menguasai daratan, Arthur diminta turun tangan. Apalagi ia punya kemampuan berbicara dengan binatang di laut.
Dari kecil, Arthur diajari berbagai kemampuan oleh Vulko (Willem Dafoe), Perdana Menteri Atlantis yang juga jadi orang kepercayaan Orm. Karakter Vulko seperti karakter Durna dalam kisah Mahabharata versi lebih baik. Adegan Vulko melatih Arthur mirip Antiope (Robin Wright) melatih Diana (Gal Gadot) dalam "Wonder Woman."
Mera (Amber Heard), putri Kerajaan Xebel, memintanya merebut takhta dari Orm. Untuk itu ia harus mendapatkan Trisula Keramat milik Raja Atlan. Bertualanglah Arthur dan Mera di gurun pasir sampai ke Sisilia, termasuk kejar-kejaran di atas atap yang seru.
Film ini juga memperkenalkan musuh bebuyutan Aquaman, Black Manta (Yahya Abdul-Mateen II). Ia bajak laut yang disewa Orm untuk memicu perang di dasar laut, dan ia dendam pada Arthur karena tidak menolong ayahnya ketika ia dan ayahnya kepergok Aquaman saat membajak kapal selam.
Menonton "Aquaman" mengingatkan saya pada film-film Marvel "Black Panther" (dari perebutan kekuasaan hingga indahnya kerajaan, "Tron The Legacy" (kejar-kejaran di dasar laut), "Thor" (Arthur dan Trisula Keramat), hingga "Star Wars" (pertempuran seru di dasar laut).
Bicara soal adegan pertempuran yang memamerkan efek visual tingkat tinggi, seharusnya adegan itu tak usah terlalu lama. Munculnya Karathen (pengisi suara Julie Andrews) yang bentuknya mirip kaiju alias monster ala Jepang sedikit tidak nyambung.
Tapi, sekali lagi, Aquaman adalah Jason Momoa. Nikmati akting dan penampilannya yang bikin meleleh.
Sayangnya, tokoh Mera kurang luwes dibawakan Amber Heard (wig merahnya terlalu terlihat palsu, hu hu). Tak ada chemistry antara ia dan Jason. Jika tak mungkin mengubah pemain Mera, mungkin bisa diselipkan tokoh lain yang mencuri hati Jason, eh, Arthur.
Foto: Warner Bros. Pictures