Sejak resmi dinyatakan akan dibuat, film "Ada Apa dengan Cinta?' (AADC) 2 mengundang beragam reaksi dan emosi dari para penggemarnya.
Ada yang senang, terharu, pesimistis, hingga yang skeptis. Bagaimanapun, rasanya semua menuntut jawaban atas satu hal: Bagaimana akhir kisah Cinta dan Rangga.
Sebelum menonton, sebagai penggemar film "Ada Apa dengan Cinta?' (AADC), saya sempat bertanya dalam hati: Mengapa poster film AADC 2 mirip poster AADC, tapi posisinya di balik? Jika di AADC posisi Cinta menghadap ke depan, maka di AADC 2 posisi Rangga yang menghadap ke depan. Setelah menonton AADC 2, saya jadi mengerti mengapa posisi itu penting di poster.
Jika di film AADC cerita berfokus pada Cinta, maka dalam sekuel yang disutradarai oleh Riri Riza ini, Rangga punya cerita tersendiri. Ia memaparkan bagaimana kelanjutan hubungan Rangga dengan Cinta, bagaimana hubungan Rangga dengan ibunya yang sudah terpisah selama 25 tahun, hingga apa pekerjaan Rangga selama hidup di New York. Semuanya terjawab dalam film ini.
Tetapi, tentu saja, Rangga di AADC 2 sudah jauh berbeda dari Rangga di AADC. Seiring perjalanan waktu yang memisahkan kedua film ini (14 tahun!), karakter Rangga juga berkembang. Rangga bukan lagi anak SMA pendiam yang tidak punya teman. Ia punya teman di New York dan membangun bisnis bersama. Caranya berkomunikasi dengan orang lain juga sedikit-banyak telah terpengaruh oleh kehidupan Brooklyn yang padat penduduk. Rangga tidak sekaku sewaktu SMA.
Di awal cerita, karakter Rangga terasa normal dan natural. Believeable, istilahnya. Namun, semakin ke tengah jalan cerita, pergeseran karakter ke Rangga yang puitis dan melankolis semakin terlihat. Batas antara karakter Rangga dengan Nicholas Saputra pun, menurut saya, ikut bias.
Misalnya, saat Rangga menemui Cinta di pameran Eko Nugroho. Rangga menyapa Cinta dari belakang dengan dialog yang seperti orang membacakan puisi. Tidak lazim memang, tapi mungkin karena mereka, kan, Rangga dan Cinta, yang bukan pasangan biasa. Dan buat yang tahu bagaimana melankolisnya kisah cinta mereka, pertemuan ini mungkin penuh makna.
Lalu saat Cinta 'menjebak' Rangga ke Klinik Kopi agar Rangga menikmati kopi legendaris di sana. Salah satu cameo dalam film ini, Pepeng, mengajak Rangga berbincang soal kopi. Jika maksud sutradara adalah membuat penonton tertawa, adegan di Klinik Kopi ini memang berhasil membuat penonton tertawa, bagaimana Rangga yang memiliki kedai kopi di New York kikuk saat seorang pemilik kedai kopi menjelaskan begitu rinci soal kopi legendaris yang dimilikinya.
Lalu adegan Rangga mengajak Cinta ke Punthuk Setumbu, di mana terdapat dialog yang mengangkat argumen soal perbedaan liburan dengan traveling. Tetapi penggemar film ini pasti tahu kalau Rangga tidak pernah traveling. Tidak ada adegan di AADC maupun AADC 2 yang memberi indikasi Rangga suka traveling (meski mungkin ada di backstory skenario). Tetapi, tentu saja siapa pun tahu kalau Nicholas Saputra adalah penggemar traveling nomor wahid.
[Baca juga jika Anda punya mantan seperti Rangga]
Tonton Minggu Ini: Guru-guru Gokil
Cerita komedi tentang guru-guru yang nekat melawan penjahat. ... more
Jagoan Lokal Siap Meramaikan Sinema Indonesia
Bukan hanya Gundala, tapi juga tokoh jagoan lokal lain yang siap diadaptasi ke layar lebar. ... more
4 Tip Selfie ala Nicholas Saputra
Jangan hanya dipelototi terus fotonya. Anda bisa belajar tentang selfie dari salah satu pria paling bikin baper ini. ... more