5. Survei dan belajar
Ajarkan anak Anda ketika memulai usaha untuk tak segan bertanya dan belajar kepada siapa pun. Dapatkan informasi sebanyak mungkin mengenai usaha yang akan dimulainya. Mempelajari dengan sungguh-sungguh tentang usaha yang akan digeluti membuat usaha mereka cepat meroket, karena sudah tahu celahnya.
6. Pelayanan terbaik
Ada pepatah Tionghoa yang mengatakan, ‘Jika tak pandai tersenyum, jangan membuat toko.” Maksudnya, Anda harus memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan. Tanpa pelayanan yang memuaskan, dijamin pelanggan akan pindah ke toko sebelah.
7. Memelihara relasi
Hal sederhana yang bisa dilakukan adalah memberikan hadiah kepada pelanggan. Meski tak selalu berharga mahal, tetap akan meninggalkan kesan baik bagi pelanggannya, sehinga mereka ingin selalu kembali ke toko tersebut.
8. Jangan paksa anak Anda
Si sulung yang Anda harapkan bakal meneruskan bisnis Anda mungkin lebih suka bekerja sebagai profesional atau mengikuti passion-nya. Sementara si bungsu yang Anda anggap terlalu manja dan polos justru lebih tertarik pada bisnis keluarga.
Sebagai orang tua, kenalilah passion anak Anda. Dan passion mereka bisa saja berubah. Namun meneruskan bisnis keluarga lebih sukses jika sang penerus memang punya passion, setidaknya separuh hatinya, di bidang bisnis itu. Jika memang tak bisa dipaksakan, biarkan profesional yang mengelola, dan anak-anak Anda membantu Anda mengawasi.